Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.022 per dolar AS pada Senin (25/1) sore. Mata uang Garuda menguat 0,09 persen dibandingkan perdagangan Jumat (22/1) sore di level Rp14.035 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.082 per dolar AS atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.054 per dolar AS.
Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau menguat terhadap dolar AS. Yen Jepang menguat 0,06 persen, dolar Singapura menguat 0,20 persen, peso Filipina menguat 0,03 persen, rupee India menguat 0,10 persen, dan won Korea Selatan menguat 0,21 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sebaliknya, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, ringgit Malaysia melemah 0,11 persen, yuan China melemah 0,06 persen, dan bath Thailand terpantau melemah 0,01 persen.
Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak melemah terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris melemah 0,14 persen dan dolar Australia melemah 0,22 persen. Sebaliknya, dolar Kanada menguat 0,24 persen, sementara franc Swiss terpantau stagnan.
Kepala Riset Monex Investindo Ariston Tjendra menuturkan pergerakan rupiah hari ini tak lepas dari respons positif pasar terhadap rencana pemerintahan Joe Biden untuk merilis stimulus tambahan covid-19 sebesar US$1,9triliun.
"Sentimen ini masih membantu penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS hari ini. Kemudian, terlihat juga dari indeks saham kawasan Asia yang juga menguat," ucapnya kepada CNNIndonesia.com.
Meski demikian, lanjut Ariston, penguatan rupiah masih tertahan oleh peningkatan kasus covid-19 baik di dunia maupun di Indonesia yang dapat memicu pengetatan pembatasan aktivitas sosial.
"Pembatasan sosial di Jawa-Bali yang diperpanjang juga menahan penguatan rupiah. Untuk besok, potensi bergerak di kisaran Rp14.015-Rp14.050 per dolar AS," pungkasnya.