Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Febrio Nathan Kacaribu mengklaim proyeksi rasio utang Indonesia lebih rendah dari negara-negara tetangga di kawasan Asia Tenggara (ASEAN), seperti Malaysia, Thailand, hingga Vietnam.
"Dilihat dari G20 dan ASEAN, rasio utang publik Indonesia termasuk yang paling rendah dan kenaikannya relatif sangat manageable dibandingkan negara lain," ungkap Febrio di acara Akselerasi Pemulihan Ekonomi secara virtual, Selasa (26/1).
Menurut data proyeksi yang dikantonginya, rasio utang Indonesia mencapai 38,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) pada 2020. Realisasinya masih lebih rendah dari para tetangga di kisaran 40-60 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Negara tetangga paling dekat, Filipina, sudah lebih tinggi, diproyeksi di 2020 48,9 persen dari PDB," ujarnya.
Sementara proyeksi rasio utang Vietnam mencapai 46 persen dari PDB pada 2020. Lalu, diikuti Thailand mencapai 50 persen dari PDB dan Malaysia 67,6 persen dari PDB.
Ia mengklaim hal ini menunjukkan bahwa defisit anggaran pemerintah pun masih lebih dari negara-negara lain. Sebab, rata-rata defisit anggaran negara lain sudah mencapai dua angka, sedangkan Indonesia diperkirakan minus 6,1 persen.
"Ini adalah menjadi modal kuat bagi kami nanti untuk melihat perekonomian di 2021," tuturnya.
Begitu juga dengan pertumbuhan ekonomi, ia memperkirakan laju perekonomian nasional berada di minus 1,7 persen sampai minus 2,2 persen pada 2020. Ia mengklaim realisasinya masih lebih baik dari negara lain juga.
"Kalau bandingkan negara lain, negara besar, seperti G20 dan ASEAN, kita relatif cukup baik. Mungkin cuma China dan Vietnam yang positif," tutupnya.