Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan jumlah rekening tabungan di bawah Rp100 juta sampai Rp200 juta turun pada 2020 kemarin. Ini mengartikan ekonomi masyarakat berpendapatan rendah masih tertekan di masa pandemi covid-19.
Karena itulah, untuk menghadapi tekanan itu, mereka menarik tabungannya di bank.
"Dari data itu, ada indikasi yang kuat mereka masih tertekan dan mulai makan tabungan," ucap Purbaya dalam konferensi pers, Kamis (28/1).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Purbaya menyatakan masyarakat berpendapatan rendah masih harus didukung oleh bantuan sosial (bansos) pemerintah. Hal itu diberikan dalam bentuk bantuan langsung tunai (BLT).
"Golongan yang pendapatannya rendah itu masih didukung bantuan pemerintah, pemerintah tidak bisa meninggalkan," kata Purbaya.
BLT, kata Purbaya, diperlukan agar masyarakat berpendapatan rendah tetap bisa memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Dengan kata lain, mereka butuh bantuan pemerintah agar tetap bisa melakukan konsumsi.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Eksekutif Riset, Surveilans, dan Pemeriksaan Priyantina mengatakan dana pihak ketiga (DPK) secara industri masih tumbuh. Namun, untuk DPK di bank umum kegiatan usaha (BUKU) I menurun.
"Bank BUKU I masih akan tertekan dan masih turun ya perkembangannya. Tapi untuk bank BUKU II, III, dan IV semua tren positif," ujar Priyantina.
Sementara, Kepala Eksekutif Lana Soelistianingsih menambahkan penurunan simpanan di bawah Rp100 juta disebabkan karena banyak tenaga kerja yang terdampak di masa pandemi covid-19. Menurutnya, jumlah pekerja harian menjadi berkurang sehingga banyak yang menarik dananya di perbankan.
"Simpanan di bawah Rp100 juta terkait dengan sisi tenaga kerja karena banyak pekerja harian yang berkurang. Pekerjaan harian ini bisa jadi kena dampak juga," pungkas Lana.