Menteri Perdagangan Muhammad Lutfi mengatakan Indonesia-Australia Comprehensive Economic Partnership Agreement (IA-CEPA) yang diratifikasi pada Februari 2020 belum banyak dimanfaatkan oleh pelaku usaha dalam negeri.
Padahal, ia berharap perjanjian perdagangan bilateral itu bisa meningkatkan ekspor Indonesia, salah satunya di sektor otomotif.
Luthfi juga sempat membayangkan produk-produk seperti Toyota Innova dan Mitsubishi Xpander bisa mengaspal di negeri kangguru dan banyak digunakan oleh warga Australia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:RI Penghasil Kopi, Tapi Ekspor Masih Minim |
"Tetapi ternyata mobil-mobil yang kita ekspor itu karena batasnya dalam market kita, environmental-nya itu tidak setinggi atau seperti yang bisa dikerjakan di Australia," ujarnya dalam konferensi pers Trade Outlook 2021, Jumat (29/1).
Salah satu penyebab gagalnya ekspor mobil Indonesia, kata Lutfi, adalah standar emisi gas buang yang masih jauh tertinggal.
"Kalau tidak salah euro kita ini masih Euro 2, Euro 3 sementara Australia itu udah di Euro 4," ucapnya.
Meski demikian, Lutfi berkomitmen untuk mendorong ekspor produk lain ke Australia agar dalam kerja sama tersebut Indonesia tak mengalami defisit perdagangan. Karena itu ia meminta industri untuk meningkatkan daya saing produknya agar dapat menembus pasar Australia.
"Harus dikomunikasikan dengan industri bahwa kita ini sudah bisa memiliki beberapa fasilitas terutama masalah perdagangan, perjanjian perdagangan bebas tersebut, jadi ini yang kita akan genjot terus," imbuh Lutfi.
Untuk mendukung pengembangan industri dalam negeri, lanjutnya, Kementerian Pedagang juga akan membantu pemerintah menarik investasi asing. Pekan depan, misalnya, ia akan bertandang ke Korea Selatan dan menemui beberapa pelaku industri untuk mempromosikan investasi.
"Februari saya akan ke Korea kami akan bicara dengan beberapa industri untuk kita bisa bicara, ada beberapa yang bisa masuk ke sini," terangnya.