Indeks Manufaktur RI Naik Jadi 52,2, Tertinggi 6,5 Tahun

CNN Indonesia
Senin, 01 Feb 2021 15:13 WIB
Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di posisi 52,2 pada Januari 2021. Angka itu naik dari Desember 2020 yaitu 51,3.
Purchasing Managers Index (PMI) manufaktur Indonesia berada di posisi 52,2 pada Januari 2021. Angka itu naik dari Desember 2020 yaitu 51,3. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Aloysius Jarot Nugroho).
Jakarta, CNN Indonesia --

Purchasing Managers Index (PMImanufaktur Indonesia berada di posisi 52,2 pada Januari 2021. Angka itu naik dari Desember 2020 yaitu 51,3.

IHS Markit mencatat kenaikan itu merupakan kenaikan dalam empat bulan berturut-turut. Selain itu, peningkatan PMI manufaktur di Januari menjadi yang tertinggi selama 6,5 tahun terakhir, serta salah satu yang terbesar sejak survei ini dimulai pada April 2011.

IHS Markit menuturkan kondisi tersebut mencerminkan pemulihan sektor manufaktur Indonesia berlanjut di awal tahun ini. Pemulihan ini didorong kenaikan produksi dan permintaan sejalan dengan bertambahnya kepercayaan pada sektor bisnis.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Peningkatan pesanan baru mencerminkan pemulihan lebih lanjut dalam permintaan pelanggan," tulis IHS Markit dalam keterangan resminya, dikutip Senin (1/2).

Selain itu, kepercayaan dunia usaha juga mulai menguat di Januari yang ditopang optimisme berakhirnya pandemi dan kelanjutan pemulihan ekonomi. Sekitar tiga perempat responden memperkirakan peningkatan output produksi di tahun mendatang.

Namun, IHS Markit menyoroti kembali turunnya permintaan ekspor baru karena peningkatan kasus pandemi covid-19 , sehingga mempengaruhi perdagangan ekspor.

Meskipun ada tanda pemulihan di sektor manufaktur, namun IHS Markit menemukan bahwa pandemi covid-19 telah menyebabkan gangguan pada kapasitas cadangan bahan baku produksi. Selain itu, jumlah tenaga kerja sektor manufaktur berkurang, meskipun jumlahnya merupakan yang terendah dalam 11 bulan terakhir.

IHS Markit menyatakan covid-19 juga menimbulkan permasalahan pada jangka waktu pengiriman barang manufaktur, karena pembatasan aktivitas ekonomi. Permasalahan pengiriman dan kekurangan bahan baku berkontribusi pada penundaan di Januari.

Tak hanya itu, kekurangan pasokan bahan baku menyebabkan kenaikan biaya input. Harga input meningkat tajam hingga mencapai level tertinggi sejak Oktober 2018.

Beberapa perusahaan membebankan biaya bahan baku yang lebih tinggi kepada pelanggan mereka. Kondisi ini mengakibatkan kenaikan harga output dalam tiga bulan berturut-turut.

[Gambas:Video CNN]



(ulf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER