Wakil Menteri BUMN I Pahala Nugraha Mansury menargetkan perusahaan induk atau holding BUMN baterai listrik, Indonesia Battery Corporation (IBC) akan terbentuk pada semester I 2021. Holding ini akan mengembangkan industri baterai listrik dari hulu ke hilir.
"Kita berharap pembentukan Indonesia Battery Corporation sebagai holding ini bisa di semester I tahun ini," ungkap Pahala seperti dikutip dari Antara, Rabu (3/2).
Ia mengatakan saat ini pemerintah melalui Kementerian BUMN sudah berkomunikasi dengan empat perusahaan yang akan masuk ke dalam holding.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Mereka adalah PT Indonesia Asahan Aluminium (Persero) atau MIND ID, PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau Antam, PT Pertamina (Persero), dan PT Perusahaan Listrik Negara (Persero) alias PLN.
Pemerintah juga sudah berkomunikasi dengan calon mitra dari luar negeri, yaitu Contemporary Amperex Technology Co. Limited (CATL) dari China dan LG Group dari Korea Selatan. Tidak ketinggalan, pemerintah juga terus melobi Tesla Inc. untuk mengalirkan investasi ke industri ini.
"Kita harap timeline-nya bisa semester I ini. Mudah-mudahan Indonesia Battery Corporation ini sudah bisa berdiri dan bisa jadi satu perusahaan yang akan melakukan tanda tangan kerja sama dan pengembangan joint venture dengan calon-calon mitra tadi," imbuh dia.
Nanti dalam holding, MIND ID dan Antam akan berperan di hulu dalam proses penambangan hingga peleburan dan pengolahan bahan baku mineralnya.
Sementara, Pertamina dan PLN akan berada di sisi hilir dalam proses produksi prekursor, katoda, battery cell, dan battery pack hingga ke penyimpanannya.
Holding akan dimiliki oleh keempat perusahaan pelat merah secara bersama. Holding bisa membentuk anak-anak usaha untuk bermitra dengan perusahaan lain yang potensial dalam pengembangan industri ke depan, tapi mitra potensial masih dinegosiasikan.
"Namanya juga holding, berarti ada perusahaan-perusahaan yang akan dibentuk dan bisa di-joint venture-kan dengan masing-masing mitra potensial kita, bisa dari China, Korea, AS atau Eropa," jelasnya.
Menurut Pahala, para mitra potensial itu dinilai menjadi pemain global utama yang bisa membawa modal, teknologi dan pasar bagi pengembangan industri baterai listrik Indonesia.
Sementara itu, Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga memastikan tidak ada unsur politik dalam rencana pengembangan industri baterai kendaraan listrik, meskipun pembentukannya tengah dikebut dengan cepat.
Sebelumnya, usai terbentuk, produksi holding ditargetkan berlangsung pada 2024 atau saat tahun digelarnya pemilihan presiden. Namun belakangan, targetnya maju menjadi 2023.
"Soal politik, tidak ada. Kita tahu dari jauh-jauh hari sudah ada pembentukan holdingnya. Tahun 2023 pun sudah produksi. Ini tujuannya murni untuk transisi energi dan kita sudah diakui. Dunia mengakui. Kalau buka web Tesla, salah satu yang diharapkan jadi joint partner mereka itu Antam. Mana mungkin Tesla main-main begitu," pungkas Arya.