Luhut Sebut Direksi SWF Diumumkan Pekan Depan

CNN Indonesia
Rabu, 03 Feb 2021 13:06 WIB
Menko Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan menyebut minggu ini atau minggu depan, direksi SWF atau pengelola dana abadi akan diumumkan.
Menko Maritim dan Investasi Luhut B Panjaitan menyebut minggu ini atau minggu depan, direksi SWF atau pengelola dana abadi akan diumumkan. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Panjaitan menyebut para tokoh yang masuk jajaran direksi Lembaga Pengelola Investasi (Indonesia Investment Authority/INA) atawa pengelola dana abadi (SWF) bakal diumumkan pada pekan depan.

Para direksi nantinya akan mengelola lembaga pengelola investasi dana abadi terbesar di Indonesia itu.

"Saya harap minggu ini atau minggu depan kita bisa mengumumkan siapa BoD (board of directors/dewan direksi) yang akan urus kewenangan investasi," ucap Luhut di acara Mandiri Investment Forum 2021 secara virtual, Rabu (3/2).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Saat ini, para dewan pengawas tengah menyeleksi sejumlah tokoh yang masuk menjadi kandidat direksi. Seleksi dilakukan oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani, Menteri BUMN Erick Thohir, dan dewan pengawas profesional, yaitu Darwin Cyril Noerhadi, Yozua Makes, dan Haryanto Sahari.

"Kami percaya mereka bisa mendapatkan yang terbaik untuk menjalankan organisasi ini," imbuh Luhut.

Untuk jajaran direksi, sejumlah nama sempat beredar, mulai dari mantan menteri perdagangan Gita Wirjawan, mantan kepala BKPM Thomas Trikasih Lembong, Direktur Utama Credit Suisse Rizal Gozali, mantan direktur keuangan Pertamina Arief Budiman, hingga Komisaris Bursa Efek Indonesia (BEI) Pandu Patria Sjahrir.

Wakil Menteri BUMN II Kartika Wirjoatmodjo menambahkan pengelolaan dana investasi di SWF akan difokuskan untuk investasi infrastruktur dalam dua tahun pertama. Misalnya ke proyek jalan tol, bandara, hingga pelabuhan.

Alasannya, proyek infrastruktur sangat menarik dalam jangka menengah karena sejalan pula dengan pemulihan ekonomi di mana trafik bandara hingga pelabuhan diperkirakan bakal membaik.

Alasan lain, karena Indonesia masih memerlukan dampak ekonomi dari pembangunan infrastruktur yang juga dibutuhkan masyarakat.

"Ini merupakan kesempatan untuk memperbaiki kualitas aset (infrastruktur) dan meluaskan kapasitas dengan mitra global dan menciptakan nilai usai pandemi," terang Tiko, sapaan akrabnya.

Selanjutnya, investasi di SWF akan diarahkan ke sektor teknologi, misalnya proyek optik fiber untuk memberi layanan internet ke pelosok hingga pengembangan bisnis digital dan konsumer melalui PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan PT Telkomsel.

[Gambas:Video CNN]

Untuk jangka panjang, investasi akan dialirkan ke sektor kesehatan. Kebetulan, pemerintah tengah membentuk holding rumah sakit. "Ini investasi post covid-19," jelasnya.

Tak ketinggalan, akan ada juga aliran investasi ke sektor energi terbarukan melalui PT Pertamina (Persero) dan PT PLN (Persero).

"Beberapa pembangkit listrik tenaga panas juga dapat menjadi ide untuk rencana investasi jangka menengah di INA," tuturnya.

Lebih lanjut, untuk mencapai semua itu, SWF akan terbuka bagi investor swasta di dalam negeri dan asing, sehingga investasi yang dikelola tak melulu dari luar saja.

Pertama, aliran investasi dari sesama lembaga SWF di negara-negara lain. Kedua, investasi dari lembaga dana pensiun di negara luar.

Saat ini, Tiko mengatakan pemerintah sudah sempat berkomunikasi dengan dana pensiun dari Kanada dan Belanda untuk masuk ke SWF. Ketiga, aliran investasi dari penempatan modal khusus.

"Pemain di private equity, tapi ini bukan private equity secara umum, tapi juga yang memiliki ketertarikan spesifik misalnya di sektor infrastruktur, teknologi, dan kesehatan," tandasnya.

(uli/bir)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER