Harga minyak mentah dunia melanjutkan penguatannya pada akhir perdagangan Kamis (4/2), waktu AS. Penguatan harga minyak ditopang oleh pasokan yang menurun dan kebijakan negara-negara penghasil minyak (OPEC), plus sekutunya, untuk tetap memangkas produksi.
Namun demikian, penguatan harga minyak masih terbatas, menyusul penguatan mata uang dolar AS.
Mengutip Antara, Jumat (5/2), harga minyak mentah berjangka Brent pengiriman April ditutup di level US$58,84 per barel atau menguat 38 sen, setelah mencapai level tertingginya kemarin dalam setahun terakhir sejak 21 Februari 2020.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:Konsumsi Energi Diramal Naik Tipis Tahun Ini |
Sementara, harga minyak mentah berjangka West Texas Intermediate (WTI) AS untuk pengiriman Maret naik 54 sen menjadi US$56,23 per barel, yang juga mencapai level tertingginya kemarin.
John Kilduff, Analis dari Again Capital New York, mengatakan kenaikan harga minyak ditopang oleh data manufaktur AS yang kuat dan membaiknya angka pengangguran.
"Saya berharap pasar minyak akan semakin ketat, mengingat pasokan yang menipis dan kebijakan OPEC+ memangkas produksi," ujarnya.
Diketahui, Departemen Perdagangan AS melansir pesanan pabrik pada Desember lalu meningkat 1,1 persen, melampaui ekspektasi para ekonom.
Data lain dari Departemen Tenaga Kerja AS mengungkap jumlah warga yang mengajukan tunjangan pengangguran mulai menurun.