Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.002 per dolar AS di perdagangan pasar spot pada Senin (8/2) sore. Mata uang Garuda menguat 28 poin atau 0,2 persen dibandingkan Rp14.030 persen pada Jumat (5/2).
Sementara, kurs referensi Bank Indonesia (BI), Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (Jisdor) menempatkan rupiah di posisi Rp14 ribu per dolar AS atau menguat dari Rp14.062 per dolar AS pada Jumat pekan lalu.
Rupiah menguat bersama mayoritas mata uang Asia, seperti won Korea Selatan 0,38 persen, yuan China 0,17 persen, ringgit Malaysia 0,08 persen, peso Filipina 0,06 persen, rupee India 0,05 persen, dan dolar Hong Kong 0,01 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan sisanya melemah dari dolar AS, yaitu baht Thailand minus 0,05 persen, dolar Singapura minus 0,12 persen, dan yen Jepang minus 0,25 persen.
Sebaliknya, hanya rubel Rusia yang berhasil menguat 0,25 persen dari dolar AS di jajaran mata uang utama negara maju. Sisanya, berada di zona merah.
Dolar Australia melemah 0,07 persen, dolar Kanada minus 0,16 persen, euro Eropa minus 0,18 persen, poundsterling Inggris minus 0,19 persen, dan franc Swiss minus 0,19 persen.
Analis Asia Valbury Futures Lukman Leong mengatakan penguatan rupiah pada hari ini sejatinya hanya bersifat teknikal dari pergerakan rata-rata mata uang Asia.
"Tapi tidak ada (sentimen) yang signifikan, hanya meningkatnya risk appetite, sehingga menguatkan rupiah," ujar Lukman kepada CNNIndonesia.com.
Peningkatan risiko, katanya, muncul dari buruknya data ekonomi AS, sehingga memberikan kekhawatiran bagi pelaku pasar dan melemahkan dolar AS.