CEO Temasek Holdings Pte Ho Ching akan pensiun dari jabatannya pada 1 Oktober 2021. Kepemimpinan istri dari Perdana Menteri Singapura Lee Hsien Loong itu akan digantikan oleh Dilhan Pillay Sandrasegara yang saat ini menjabat sebagai CEO Temasek International, anak usaha holding.
Melansir Nikkei Asia, portofolio Temasek berhasil meningkat tiga kali lipat dari 90 miliar dolar Singapura setara Rp1.260 triliun (kurs Rp14 ribu per dolar AS) menjadi 300 miliar dolar Singapura atau setara Rp4.200 triliun di bawah kepemimpinan Ho Ching sejak 2004-2020.
Portofolio Temasek bahkan masih bisa bertumbuh meski krisis keuangan global pada 2008-2009 sempat menerpa dunia. Begitu pula pada tahun lalu ketika krisis ekonomi muncul akibat pandemi virus corona atau covid-19.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tak hanya itu, portofolio Temasek sebagian besar juga tercatat berada di Singapura, sehingga memungkinkan perputaran dana di negeri singa itu. Dana Temasek mengalir ke berbagai sektor bisnis, mulai dari maskapai penerbangan melalui Singapura Airlines, penyedia transportasi online dengan status unicorn Asia Tenggara Grab, hingga raksasa e-commerce China Alibaba Group Holdings.
"Ho Ching telah menjadi bagian dari proses ini. Dia sangat aktif, bekerja selama bertahun-tahun untuk mengidentifikasi berbagai calon penerus baik di dalam maupun di luar Temasek," ungkap Ketua Temasek Holdings Lim Boom Heng, dikutip Selasa (9/2).
Saat pensiun nanti, Ho Ching akan berusia 67 tahun. Sebelum berada di balik kesuksesan Temasek, ia meniti karir di Kementerian Pertahanan Singapura.
Lihat juga:Masa Lapor SPT 2020 Sudah Dimulai |
Lalu, ia pindah dan menduduki jabatan Direktur Teknik Singapore Technologies pada 1988. Di perusahaan yang sama, ia meniti karir hingga akhirnya berhasil duduk di pucuk pimpinan sebagai CEO pada 1997-2001.
Ho Ching memiliki gelar master di bidang teknik elektro dari Universitas Stanford. Sementara penggantinya, Dilhan berusia 57 tahun dan sudah mengabdikan dirinya di BUMN Singapura sejak 2010.
Lulusan University of Cambridge dengan gelar master hukum ini memegang peran sebagai kepala grup investasi, manajemen portofolio, dan pengembangan perusahaan di Temasek International. Sebelumnya, ia pernah bekerja di Wong-Partnership LLP, salah satu perusahaan hukum terbesar di Singapura dan ahli di bidang hukum merger, akuisisi, tata kelola, hingga hukum perusahaan umum.
"Dia telah memainkan beberapa peran penting di Temasek, termasuk tugas dua tahun sebagai kepala di Amerika yang berbasis di New York," kata Lim.