Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk atau BSI Hery Gunardi mengatakan dari 180 juta penduduk muslim di Indonesia, baru 30,27 juta yang menjadi nasabah bank syariah per November 2020. Ini menandakan potensi pasar bank syariah besar dan belum tergarap seluruhnya.
Ia menghitung potensi nasabah yang belum tergarap, yaitu 149 juta orang. Karena itu, BSI selaku bank syariah kakap di dalam negeri mengajak bank-bank syariah lainnya untuk mengisi gap antara penduduk muslim dengan nasabah bank syariah.
"Saat ini, yang baru menjadi nasabah bank syariah hanya sekitar 30 juta penduduk Indonesia. Tentunya gapnya sangat besar," jelasnya dalam webinar bertajuk Peluang dan Tantangan Perbankan Syariah Pasca Merger Bank Syariah BUMN, Rabu (10/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, Hery menjelaskan Indonesia juga memiliki potensi dari sisi industri halal sebesar Rp6.546 triliun. Namun, per November 2020, aset bank syariah di Indonesia baru mencapai Rp591 triliun.
Dengan demikian, menurutnya, masih ada potensi dari bisnis industri halal sebesar Rp5.645 triliun.
"Potensi industri halal besar sekali. Tentunya dengan segmen UMKM, ritel, wholesale banking, potensi besar ini bisa kita gaet di masa yang akan datang," imbuh dia.
Sebelumnya, Hery mengatakan BSI akan melayani 14 juta nasabah hasil dari merger tiga bank syariah pelat merah, yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank BNI Syariah dan PT Bank Mandiri Syariah (BSM).
Ia menjelaskan sekitar separuh dari total nasabah tersebut berasal dari Bank Mandiri Syariah, sedangkan jumlah nasabah yang berasal dari BRI Syariah dan BNI Syariah hampir sama.
"8 juta nasabah dari Bank Syariah Mandiri. 6 juta (nasabah) dari BNI Syariah dan BRI Syariah," tandasnya.