Direktur Utama PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) Hery Gunardi menargetkan bank syariah BUMN di bawah kepemimpinannya bisa masuk indeks IDX BUMN20 atau indeks 20 BUMN terbuka berkinerja terbaik.
Hery optimistis target tersebut bisa tercapai melihat pertumbuhan signifikan perusahaan yang dicatat dengan kode BRIS itu selama pandemi covid-19.
"Melihat pertumbuhan positif BRIS di tengah pandemi, kami berharap BRIS menjadi primadona di bursa, serta bisa masuk dalam indeks BUMN IDX20," imbuhnya, pada Pembukaan Perdagangan BSI di Bursa Efek Indonesia (BEI), Kamis (4/2).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ia menyebut saat ini perseroan memiliki total aset senilai Rp240 triliun dan total pembiayaan sebesar Rp157 triliun. Adapun dana pihak ketiga (DPK) BRIS senilai Rp210 triliun dengan modal inti yakni Rp22,6 triliun.
Untuk kapitalisasi pasar, Hery menyebut terjadi kenaikan signifikan sejak saham melantai pada 2018 silam, yakni dari Rp4,96 triliun menjadi Rp112,8 triliun per 3 Februari 2021.
Sedangkan untuk harga sahamnya, ketika IPO BRIS dibanderol sebesar Rp510 dan mencapai level Rp2.800 an per Kamis (4/2)."Artinya, harga saham naik 5 kali lipat dibanding posisi IPO," tambahnya.
Untuk dapat masuk dalam IDX BUMN20, Hery menyebut BSI yang saat ini menjadi bank ketujuh di Indonesia harus naik kelas dan mampu berkompetisi BUMN perbankan lainnya, seperti PT BRI (Persero) Tbk, PT BNI (Persero) Tbk, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, dan PT BTN (Persero) Tbk.
Tantangan perusahaan ke depan adalah memperbaiki proses bisnis, menguatkan manajemen risiko, memperbaiki sumber daya manusa (SDM), serta memperbaiki teknologi digital agar mampu bersaing dengan BUMN raksasa lainnya.
Sebagai informasi, 20 perusahaan yang saat ini bertengger di indeks 20 BUMN adalah ANTM, BBNI, BBRI, BBTN, BMRI dan BJBR.
Kemudian ada ELSA, JSMR, KAEF, PGAS, PTBA, PTPP, SMBR, SMGR, TINS, TLKM, WEGE, WIKA, WSBP, dan WSKT.