Menteri Keuangan Sri Mulyani memastikan Lembaga Pengelola Investasi (LPI), lembaga pengelola dana abadi (sovereign wealth fund/SWF) tak akan mengulang cerita yang sama dengan pengelolaan dana abadi 1Malaysia Development Berhad (1MDB).
Sri Mulyani menyatakan sejak awal telah melakukan pemilihan Dewan Pengawas LPI dari unsur profesional secara ketat. Hal ini ia lakukan bersama Menteri BUMN Erick Thohir.
Kebetulan, Sri Mulyani dan Erick Thohir merupakan Dewan Pengawas LPI dari unsur pemerintah.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Dari awal saya dan Pak Erick di dalam rekrutmen Dewan Pengawas LPI ini adalah titik beratnya dari orang yang menjanjikan, profesionalitas, reputasi mereka, agar LPI ini tidak menimbulkan risiko," ucap Sri Mulyani dalam konferensi pers secara virtual, Selasa (16/2).
Bendahara negara mengatakan ia dan Erick sejak awal sudah fokus untuk membangun tata kelola yang baik. Hal ini untuk menghindari penyelewengan dalam pengelolaan dana abadi di Indonesia.
"Waktu kami memilih Dewan Direksi LPI, itu juga kriteria yang kami tekankan pada seluruh nama-nama, sehingga kami bisa yakinkan profesionalitas sangat kuat dan memadai," terang Sri Mulyani.
1MDB merupakan dana kelolaan pemerintah Malaysia. Lembaga tersebut berakhir dengan korupsi besar-besaran senilai US$4,5 miliar. Kasus yang menjerat eks perdana menteri Malaysia Najib Razak ini mengalir deras hingga ke bank-bank kakap internasional.
Sri Mulyani menambahkan LPI akan menjadi pelengkap instrumen untuk mendorong pertumbuhan ekonomi pasca pandemi covid-19. Pasalnya, LPI diharapkan dapat membangkitkan lagi investasi di dalam negeri, sehingga berdampak positif untuk ekonomi domestik.
"LPI ini pelengkap dari instrumen yang sudah kami kerjakan," katanya.