ANALISIS

Mobil dan Rumah DP 0 Persen Minim Dampak ke Ekonomi

CNN Indonesia
Jumat, 19 Feb 2021 07:44 WIB
Ekonom menilai dampak kebijakan DP nol persen untuk kredit mobil dan rumah tidak akan signifikan karena bisnis lesu darah di tengah pandemi covid-19.
Ekonom menilai dampak kebijakan DP nol persen untuk kredit mobil dan rumah tidak akan signifikan karena bisnis lesu darah di tengah pandemi covid-19. Ilustrasi pameran properti. (CNN Indonesia/Hesti Rika).

Sebaliknya, Wakil Ketua Kadin Bidang Industri yang juga pengusaha dealer mobil Johnny Darmawan mengatakan kebijakan DP nol persen hanya akan berdampak minim bagi industri otomotif tanah air.

Selama ini, menurutnya, masalah penjualan mobil bukan terletak pada tingginya uang muka, melainkan turunnya daya beli. Selain itu juga ketatnya perusahaan pembiayaan dalam menganalisis risiko terhadap calon debitur juga membuat pembelian mobil kian seret.

"Sekarang tergantung credit company, kan, mereka harus menganalisa. Kalau sampai NPL meningkat, siapa yang mau tanggung jawab?," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mengutip laporan Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo), penjualan mobil baru di pasar domestik tahun lalu menurun tajam. Pada 2020, volume penjualan mobil baru dari pabrik ke dealer alias wholesales anjlok 48,3 persen dari tahun sebelumnya, sementara penjualan ritel merosot 44,5 persen.

Distribusi wholesales selama 2020 hanya mencapai 532.704 unit. Sedangkan dari sisi ritel, capaiannya terhenti di angka 578.726 unit dengan titik terendah pada kuartal II 2020 atau April-Juni, yakni di bawah 30 ribu unit.

Johnny memang meyakini penjualan tahun ini akan membaik dibandingkan 2020. Namun, lebih karena vaksin yang makin menguatkan prospek pemulihan ekonomi, bukan karena DP nol persen untuk kredit kendaraan bermotor.

"Tahun ini penjualan di ritel bisa ada pertumbuhan sekitar 10 persenan lah dibanding tahun lalu. Tahun lalu kan marketnya sekitar 570 ribuan, naik jadi ke 600 ribuan lah, itu perhitungannya. Tapi jauh kalau dibandingkan 2019 yang sampai 1 juta," tukas Johnny.

Karena itu, lanjut Johnny, pemerintah juga harus meningkatkan dukungan pada kebijakan pengendalian pandemi, terutama untuk mengamankan pengadaan vaksin gratis. "Optimisme itu karena ekonomi membaik, di mana ekonomi membaik itu karena faktor vaksin atau covid menurun drastis itu aja hopenya," ucapnya.

Tak hanya di sektor otomotif, pesimisme terkait kebijakan DP 0 persen juga dirasakan pengusaha sektor properti. Ketua Umum DPP Real Estate Indonesia (REI) Totok Lusida mengatakan sebenarnya industri properti tidak butuh kebijakan DP nol persen, melainkan bagaimana perbankan lebih berani untuk menyalurkan KPR kepada masyarakat.

Ia menilai saat ini perbankan lebih pelit memberikan kredit properti kepada masyarakat. Sebagai gambaran, dari 10 orang yang mengajukan kredit, yang disetujui hanya delapan orang atau bahkan tidak ada sama sekali.

"Sekarang semua properti dipersulit, mulai dari rumah sederhana sampai rumah mewah," terang dia.

Sikap perbankan yang terlalu hati-hati dalam penyaluran kredit, menurutnya, akan membuat industri properti tidak sehat. Ia menuturkan persentase masyarakat yang membeli rumah melalui KPR saat ini turun dari 90 persen menjadi 60 persen.

Sementara sisanya pembeli menggunakan skema in house di mana pembeli bukan membayar angsuran ke bank, melainkan langsung ke pengembang.

"Itu menyeramkan karena tidak semua pengembang sehat. Kalau in house pembeli hanya memegang selembar surat, kwitansi setoran, kalau lewat bank, sertifikat rumah di bank, ada faktor aman untuk masyarakat. Itu lebih penting," jelasnya.

(hrf/bir)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER