REKOMENDASI SAHAM

Saham Pilihan Kala Pasar Banjir Ketidakpastian

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 22 Feb 2021 06:54 WIB
Analis memperkirakan pelaku pasar belum akan agresif pekan ini, salah satu faktornya penahannya adalah banjir di DKI Jakarta. Berikut rekomendasi saham pilihan.
Analis memperkirakan pelaku pasar belum akan agresif pekan ini, salah satu faktornya penahannya adalah banjir di DKI Jakarta. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/GALIH PRADIPTA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada pekan lalu menguat tipis 0,15 persen dari pembukaan di 6.222 menjadi 6.231. Pelaku asing tercatat melakukan aksi jual sebesar Rp1,12 triliun.

Analis Pasar Modal Riska Afriani menyebut pertumbuhan indeks pada pekan lalu tertahan aksi ambil untung (profit taking) dan aksi tunggu (wait and see) investor atas data ekonomi seperti neraca perdagangan dan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI).

Meski indikator makro ekonomi Indonesia seperti inflasi, suku bunga, neraca perdagangan, dan nilai tukar masih terjaga, ia menilai pelaku pasar butuh diyakinkan lebih dari itu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Pasalnya, yang membuat pasar dapat kembali ke level sebelum covid-19 adalah optimisme investor pemulihan akan terjadi pada tahun ini.

Dengan proyeksi pertumbuhan sebesar 4-5 persen sepanjang tahun, untuk meyakinkan investor kalau ekonomi Indonesia berada di jalur yang tepat, pada kuartal I minimal pertumbuhan menyentuh rentang 1,5 persen hingga 2 persen.

Dalam mewujudkan ini, lanjut Riska, pemerintah harus memperhatikan tiga aspek. Pertama, getol menyalurkan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) untuk menggerakkan daya beli masyarakat.

Kedua, realisasi program vaksinasi covid-19, semakin cepat pemerintah menyelesaikan program maka semakin besar pula kepercayaan pelaku pasar terhadap ekonomi RI.

"Ketiga, implementasi UU Cipta Kerja. Ketiga aspek itu merupakan hal yang harus menjadi concern utama pemerintah agar ekonomi kita berjalan baik. Karena yang saya lihat investor cenderung wait and see dengan semua kebijakan dan realisasinya," katanya kepada CNNIndonesia.com, Senin (22/2).

Untuk pekan ini, ia menilai pelaku pasar belum akan agresif. Sembari mencari arah, investor akan mencermati rilis laporan keuangan 2020 emiten. Jika tidak sesuai ekspektasi, ia memproyeksikan indeks bakal tertekan.

Selain itu, faktor eksternal seperti perkembangan banjir di DKI Jakarta dan penanganannya juga akan memengaruhi IHSG. Sebagai pusat bisnis, jika ibu kota direndam banjir berkepanjangan dan aktivitas dan mobilitas lumpuh relatif panjang, kerugian ekonomi yang disebabkan pun membengkak.

Apalagi Badan Meteorologi, Klimatology, dan Geofisika (BMKG) mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem di Jakarta hingga 25 Februari 2021. Jika pekan ini banjir Jakarta kian memburuk, Riska menilai indeks juga bakal terdampak.

"Pekan ini tidak ada rilis data yang signifikan. Yang lebih signifikan adalah antisipasi keadaan terburuk dari banjir karena akan menyebabkan kerugian yang cukup signifikan," tambahnya.

Meski harga komoditas seperti batu bara, emas, dan minyak lesu namun tak bisa dipungkiri sektor pertambangan masih menjadi salah satu penggerak (mover) utama indeks. Tren sama diprediksi akan kembali terjadi.

Namun, Riska mengingatkan untuk berhati-hati masuk ke sektor pertambangan mengingat harga saham pertambangan sudah mahal dan tertekan merosotnya harga komoditas. Saham yang dapat dipantau untuk pertambangan adalah PT Aneka Tambang (Persero) Tbk atau ANTM.

Berikutnya, sektor lainnya yang perlu menjadi perhatian adalah perbankan. Beberapa kebijakan BI dari pemangkasan suku bunga acuan, pembebasan Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM) mobil baru tertentu, hingga kebijakan DP rumah dan mobil 0 persen bakal mendorong volume kredit perbankan membesar.

Kendati implementasi kebijakan baru dimulai pada Maret mendatang, Riska menyebut antisipasi bakal mulai dirasakan pekan ini.

Saham-saham yang direkomendasikan untuk sektor perbankan adalah PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk, PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, dan PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk.

Selanjutnya, sektor aneka industri. Sebagai saham berkapitalisasi terbesar di sektor aneka industri, PT Astra Internasional Tbk (ASII) diramal bakal menggerakkan sektor tersebut. Sempat melemah 15,07 persen pada bulan lalu, pelonggaran kredit kendaraan menjadi momentum penguatan ASII.

"Astra berpotensi bisa jadi penggerak," kata Riska.

Menurut dia, sektor lain yang menarik adalah sektor konsumer. Di saat konsumsi belum pulih dan pelaku pasar ragu untuk masuk ke sektor terkait, Riska menilai menjadi waktu yang tepat untuk mengoleksi saham-saham ciamik kala murah. Dia merekomendasikan beli INDF, ICBP, dan UNVR.

Sementara, Analis dari Mirae Asset Sekuritas Indonesia Hariyanto Wijaya menyebut instruksi Kementerian Kesehatan untuk memperbanyak tempat tidur untuk pasien covid-19 akan berdampak positif bagi pendapatan rumah sakit.

Pasalnya, rata-rata pendapatan dari perawatan pasien covid-19 lebih besar 125 persen dari pendapatan pasien non-covid. Karena itu, ia menilai perusahaan seperti PT Mitra Keluarga Karyasehat Tbk (MIKA) dan PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL) akan diuntungkan.

Dalam rekomendasinya, ia memilih sektor pertambangan nikel, perbankan, kesehatan, dan komunikasi dengan saham pilihan ANTM, INCO, BBRI, BMRI, BBNI, MIKA, HEAL, dan LINK.

[Gambas:Video CNN]



(sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER