Sri Mulyani Gratiskan PPN Rumah di Bawah Rp2 M Sampai Agustus

CNN Indonesia
Senin, 01 Mar 2021 17:36 WIB
Menkeu Sri Mulyani menggratiskan pajak pertambahan nilai atas rumah susun atau tapak dengan harga di bawah Rp2 miliar dari Maret sampai Agustus 2021. Sri Mulyani menggratiskan PPN atas pembelian rumah tapak dan rumah susun di bawah Rp2 miliar mulai Maret sampai Agustus 2021. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Adhi Wicaksono).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Keuangan Sri Mulyani membebaskan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) atau PPN atas rumah tapak dan rumah susun. Dengan ketentuan, rumah itu harganya di bawah Rp2 miliar.

Selain itu, ia juga memberikan diskon PPN sebesar 50 persen atau 50 persen PPN DTP untuk kategori rumah tapak dan rumah susun seharga lebih dari Rp2 miliar hingga Rp5 miliar.

Ia menuturkan pembebasan pajak tersebut sudah ia tuangkan dalam peraturan menteri keuangan (PMK) yang baru saja disahkan oleh Kementerian Hukum dan HAM Senin (1/3) ini.

"Penyerahan rumah tapak dan unit hunian rumah susun dengan kriteria tertentu diberikan PPN DTP. Jadi kriterianya adalah rumah tapak atau rumah susun, tapi yang harga jualnya maksimal Rp5 miliar," ujarnya dalam konferensi pers, Senin (1/3).

Bendahara negara menuturkan pelonggaran pajak tersebut diberikan pada periode Maret sampai Agustus 2021.

"Ini untuk masa pajak 2021 Maret sampai Agustus saja, enam bulan," katanya.

Kriteria lain, lanjutnya, adalah rumah tersebut diserahkan secara fisik pada periode pemberian insentif. Lalu, rumah tapak dan rumah susun tersebut merupakan rumah baru dalam kondisi siap huni.

[Gambas:Video CNN]

"Dan hanya diberikan maksimal satu unit rumah tapak atau satu unit hunian rumah susun untuk satu orang dan dia tidak boleh dijual kembali dalam jangka waktu satu tahun," tuturnya.

Bendahara negara mengatakan tujuan pemberian insentif tersebut untuk mendorong sektor properti yang lesu, khususnya untuk rumah di bawah Rp2 miliar-Rp5 miliar. Harapannya, penjualan properti meningkat usai relaksasi tersebut.

"Desain ini adalah masukan dari Pak Menteri PUPR kenapa kami fokuskan rumah baru dan diberikan maksimal untuk satu unit, agar serapan rumah yang selesai dibangun dan siap jual, sehingga stok rumah turun, permintaan meningkat sehingga pacu produksi rumah baru lagi," katanya.

(Tim/agt)
Lihat Semua
SAAT INI
BERITA UTAMA
REKOMENDASI
TERBARU
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
LIHAT SELENGKAPNYA

ADVERTISEMENT

ADVERTISEMENT

TERPOPULER