Cerita Bahlil Bebaskan Proyek Mangkrak di Desa Miliarder

CNN Indonesia
Sabtu, 06 Mar 2021 19:51 WIB
Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia mengaku turun langsung ke lapangan hingga membuat proyek di Tuban bisa berjalan (ANTARA FOTO/Fanny Octavianus)
Jakarta, CNN Indonesia --

Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia merupakan salah satu orang dibalik proyek kilang minyak dan petrokimia New Grass Root Refinery (NGRR) PT Pertamina (Persero) di Tuban, Jawa Timur.

Proyek tersebut membuat warga Desa Sumurgeneng, Jenu, Tuban kaya mendadak hingga berbondong-bondong membeli mobil mewah serta sempat viral di media sosial.

Bahlil bercerita bahwa proyek tersebut mangkrak selama empat tahun. Untuk diketahui, Kilang Tuban merupakan proyek dari usaha patungan antara Pertamina dan perusahaan migas asal Rusia, Rosneft.

Proyek tersebut mangkrak karena masalah pembebasan lahan seluas 841 hektare (Ha). Untuk mengatasi masalah itu, Bahlil turun langsung ke lapangan.

"Urusan Rosneft di Tuban, Jatim saya tidur dua malam di Tuban pakai mobil Avanza tanpa protokol. Saya datangi Tuban sebab bebaskan lahan 800 ha lebih itu dan itu banyak sekali masalah, saya nginap disana," ujarnya dalam Rapat Kerja Nasional Hipmi 2021, Sabtu (6/3).

Mantan Ketua Umum Hipmi itu mengaku berhasil menyelesaikan masalah investasi mangkrak senilai Rp211,9 triliun di wilayah tersebut. Izin pembangunan Kilang Tuban pun berhasil dikeluarkan.

Di sisi lain, masyarakat yang tanahnya tergusur untuk pembangunan kilang, telah mendapatkan uang pengganti.

"Makanya, keluar itu desa miliarder, yang tanah ganti untung itu urusan Rosneft. Jadi, itu kami beli tanah satu meter Rp600 ribu ada yang Rp700 ribu. Saya suruh untuk terbuka, itu habis ratusan miliar, jadi satu desa itu kaya raya semua, beli mobil semua," tuturnya.

Ia menekankan bahwa penyelesaian investasi mangkrak tidak cukup dengan regulasi dan kewenangan saja. Ia mengatakan pemerintah juga harus turun tangan langsung ke lapangan.

"Saya datangi Ketua PBNU malam-malam, jadi saya pakai sarung kami ikut wirid juga untuk menyelesaikan ini," ucapnya.

Hal serupa juga terjadi pada investasi Lotte Chemical di Cilegon. Investasi senilai Rp52,5 triliun itu mangkrak enam tahun akibat permasalahan lahan.

"Itu tanah tumpang tindih antara PT Krakatau Steel, masyarakat di sana dan dengan perusahaan di sana. Tiga menteri disuruh selesaikan di sana tidak selesai -selesai," ucapnya.

Dia lantas turun langsung ke lapangan dan berkoordinasi dengan aparat keamanan setempat. Saat ini, masalah investasi mangkrak tersebut pun sudah selesai dan Lotte pun telah mulai membangun pabrik yang rencananya akan beroperasi pada Maret mendatang.

"Ada satu yang nakal kami 'sekolahin' satu bulan masukkan di 'pesantren'," ujarnya.

BKPM sendiri mencatat investasi mangkrak yang berhasil direalisasikan mencapai Rp474,9 triliun. Jumlah itu setara dengan 67,1 persen dari total investasi mangkrak sebanyak Rp708 triliun.

(ulf/bmw)


KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK