ANALISIS

Dampak Ekonomi dari Lampu Hijau Mudik Lebaran Tak Setimpal

Ulfa Arieza | CNN Indonesia
Rabu, 17 Mar 2021 06:56 WIB
Pengamat menilai dampak ekonomi dari mudik lebaran 2021 tidak akan signifikan mengingat pandemi covid-19 belum mereda.
Pengamat menilai dampak ke ekonomi dari mudik lebaran 2021 tidak akan signifikan mengingat pandemi covid-19 belum mereda. Ilustrasi. (CNN Indonesia/Bisma Septalisma).

Dihubungi terpisah, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Piter Abdullah juga memperkirakan peningkatan konsumsi selama lebaran tahun ini tidak akan signifikan. Alasannya, pandemi covid-19 yang belum reda akan membatasi aktivitas masyarakat.

"Sebagian dari masyarakat kita juga masih terkendala daya beli, yang kena PHK meskipun dibebaskan mudik tidak akan menggenjot konsumsi mereka untuk ber-hari raya," katanya.

Pernyataan tersebut sejalan dengan kenaikan angka pengangguran yang dirilis oleh BPS. Per Agustus 2020, jumlah pengangguran di Indonesia tembus 9,77 juta orang, naik 2,67 juta orang dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Oleh sebab itu, ia meminta pemerintah tidak gegabah menentukan izin mudik lebaran tahun ini. Pasalnya, jika kasus covid-19 terus bertambah, maka pemulihan ekonomi cenderung berlangsung lebih lama.

"Keputusan belum bulat diambil, pemerintah pasti akan mempertimbangkan perkembangan covid-19 hingga menjelang lebaran. Saat itu, kita bisa menilai apakah melonggarkan mudik sudah bisa dilakukan atau belum," ucapnya.

Sebelumnya, Ekonom Universitas Indonesia (UI) Fithra Faisal mengatakan kegiatan mudik menambah produk domestik regional bruto (PDRB) di Jawa Barat, Jawa Tengah, dan Jawa Timur.

Menurutnya, ada potensi penambahan PDRB sebesar Rp144 triliun untuk Jawa Tengah dari kegiatan mudik. Lalu, untuk Jawa Timur sebesar Rp81 triliun dan Jawa Barat Rp91 triliun.

Jika ditotal, maka penambahan PDRB untuk tiga wilayah itu mencapai Rp316 triliun. Namun, angka itu hanya terjadi jika situasinya sedang normal.

"Kenapa ada potensi penambahan PDRB itu? Karena dampak pengganda masyarakat spending di tempat tujuannya dan tempat tujuannya menaikkan aktivitas ekonomi di berbagai sektor, kuliner, hotel, dan pariwisata," ucap Fithra kepada CNNIndonesia.com.

Masalahnya, saat ini pandemi covid-19 belum juga mereda. Alhasil, Fithra berspekulasi ada pengurangan 30 persen-40 persen dari potensi penambahan PDRB saat situasi normal. Ia berpendapat masyarakat masih akan menahan belanjanya di tempat tujuan mudik karena situasi masih serba tidak pasti dan daya beli masih rendah.

(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER