BRI menyatakan yakin perekonomian nasional akan kembali bangkit tak lama lagi. Direktur Bisnis Mikro Supari menyatakan pihaknya telah melakukan kalkulasi dan mengungkapkan optimistis atas kinerja segmen mikro selaku tulang punggung perputaran roda ekonomi Indonesia.
Bila distribusi vaksin dan penyebaran virus berjalan moderat, kebangkitan kinerja segmen mikro dapat terjadi lebih cepat. Namun bila kondisi memburuk, segmen mikro diprediksi akan bisa bertahan karena banyak pelakunya yang sudah mampu beradaptasi.
"Kami yakin segmen mikro ini sudah mampu melewati titik terendahnya dan akan cepat mulai bangkit tahun ini. Pemerintah mendorong vaksin lebih agresif sehingga meningkatkan akselerasi pemulihan kinerja pelaku usaha mikro," ujar Supari.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Usai digoncang pandemi, para pelaku UMKM terdorong melakukan perbaikan cara menjalani usaha. Saat ini, mereka telah menemukan kenormalan baru berupa daya adaptasi untuk melanjutkan bisnis dengan lebih efisien dan presisi.
Salah satu adaptasi itu dibuktikan dengan keberhasilan para pelaku UMKM menentukan besar keuntungan dari penjualan produk. Sebelum pandemi, mereka kerap mengambil keuntungan dengan margin 30 persen per produk. Kondisi itu disiasati dengan menurunkan jumlah dagangan dan hanya menjual barang yang dibutuhkan, dengan margin yang lebih minim.
Menurut Supari, pelaku UMKM sudah siap bangkit. Segmen mikro BRI memiliki ketangguhan baru untuk bangkit dan kembali berekspansi pada tahun ini. Kekuatan itu didukung pemerintah lewat kegiatan vaksinasi nasional dan pemberian stimulus bagi pelaku usaha.
BRI pun berkontribusi melalui penyaluran kredit segmen mikro yang tercatat masih sangat baik di awal 2021. Permintaan kredit mikro dan kecil, lanjut Supari, masih cukup kuat untuk kredit bersubsidi maupun nonsubsidi. Kondisi positif ini melanjutkan tren baik BRI dalam penyaluran kredit mikro sebelumnya.
Pada 2020, penyaluran kredit mikro BRI mencapai Rp351,3 triliun kepada 11 juta nasabah. Angka itu mencapai 40 persen dari total pembiayaan sebesar Rp938,7 triliun.
"Pertumbuhan kredit mikro pada 2020 mencapai 14,2 persen secara year-on-year, jauh melampaui pertumbuhan segmen lain dan angka pertumbuhan industri yang minus 2,41 persen," ungkap Supari.
(rea)