Tiga Strategi BI Cegah Efek Stimulus AS ke Ekonomi RI

CNN Indonesia
Kamis, 25 Mar 2021 20:06 WIB
BI menyiapkan tiga strategi intervensi untuk memitigasi risiko gejolak ekonomi akibat pengesahan stimulus US$1,9 triliun di Amerika Serikat (AS).(CNN Indonesia/Hesti Rika).
Jakarta, CNN Indonesia --

Bank Indonesia (BI) menyiapkan tiga strategi intervensi (triple intervention) untuk mitigasi risiko gejolak ekonomi akibat pengesahan stimulus ekonomi US$1,9 triliun di Amerika Serikat (AS).

Deputi Direktur Departemen Kebijakan Ekonomi dan Moneter (DKEM) BI Riza Tyas Utami mengatakan strategi tersebut juga akan digunakan untuk menangkal dampak kenaikan yield treasury AS (US Treasury) yang bisa membuat investor asing kabur dari pasar obligasi RI.

"Bank Indonesia selalu ada di pasar, tidak hanya pasar spot, tapi kami punya tiga tools. Kami punya spot, punya intervensi di domestic non-delivery forward (DNDF), dan kami juga sekarang punya SBN," jelasnya dalam sesi jumpa wartawan, Kamis (24/3).

Riza mengungkap kekhawatiran pasar terhadap pengetatan moneter AS yang sempat mencuat telah mereda setelah rapat Komite Pengambil Kebijakan The Fed (Federal Open Market Committee/FOMC). The Fed mengatakan bakal melanjutkan kebijakan akomodatif dan memperkirakan baru akan menaikkan suku bunga pada 2023.

"FOMC konfirmasi bahwa The Fed akan pertahankan kebijakan akomodatif untuk dukung pemulihan ekonomi karena mereka masih punya PR bahwa inflasi belum sustain, dan dari sisi ketenagakerjaan juga masih berada di atas target unemployment yang akan dituju dan semuanya masih sama, masih pada tone akomodatif," tuturnya.

Namun, BI tetap menjalankan strategi triple intervention tersebut mengingat ketidakpastian global masih cukup tinggi dan aliran modal ke negara berkembang seperti Indonesia masih tertahan.

"Seiring dengan US Treasury menguat, yield juga naik, proses adjustment di negara berkembang terjadi secara gradual dan sementara ini masih ada penyesuaian di market sehingga aliran modal ke negara berkembang termasuk Indonesia terjadi bertahap," imbuhnya.

Ia juga memastikan ke depannya BI tetap akan bersiaga menghadapi segala kemungkinan buruk di bidang ekonomi.

"Akan ada kondisi gejolak kecil dalam jangka pendek, iya. Tapi kami sudah melakukan persiapan jauh hari ke belakang, bahkan sebelum covid-19 ini berjalan. Sehingga Alhamdulillah ketika ini terjadi kita lebih siap," tandas Riza.



(hrf/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK