Asisten Deputi Pengembangan Agribisnis dan Peternakan Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Pujo Setio mengungkap rencana pemerintah membuka lahan peternakan terintegrasi di Merauke, Papua.
Proyek tersebut dipersiapkan untuk menjaga pasokan daging dalam negeri ketika impor asal Australia semakin langka.
"Karena Merauke potensial sekali dan satu peternak punya ratusan ekor. Ini peternakan mandiri ini, kalau kami garap bersama ini merupakan potensi sehingga dapat sapi hidup dari Timur," ujarnya dalam diskusi virtual yang digelar HIPMI, Senin (29/3).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pujo juga mengatakan peternakan tersebut berguna untuk menampung sapi hidup yang diimpor dari Australia ketika pasokan negara tersebut berlebih.
"Karena tiap tahunnya mereka juga bermasalah dengan cuaca, dan kebakaran. Sehingga suatu saat mereka akan kekurangan pasokan dan ini lah yang menyebabkan terbatasnya pasokan di Indonesia dan harga naik," ucapnya.
Tahun ini, lanjut Pujo, neraca daging sapi Indonesia diperkirakan masih mengalami defisit sebesar 270.978 ton. Pasalnya, prediksi kebutuhan daging sapi mencapai 696.956 ton sementara yang dapat dipenuhi dari dalam negeri hanya 425.978 ton.
Pemerintah sendiri telah memutuskan untuk mempercepat importasi daging sapi di awal tahun ini untuk mengamankan ketersediaan pasokan pada periode puasa dan lebaran.
Sementara impor sapi bakalan akan dilakukan setelah lebaran karena perlu waktu beberapa bulan untuk penggemukan sebelum dapat dipotong dan digunakan untuk memenuhi konsumsi dalam negeri.
"Suka tidak suka importasi daging sapi dan kerbau harus dipercepat. Ada akselerasi. Untuk sapi bakalan, oke untuk menjaga setelah lebaran. Tapi perlu juga dipikirkan untuk mobilisasi (sapinya)," terang Pujo.