Pelabuhan Tanjung Priok Terdampak Macet Terusan Suez

CNN Indonesia
Rabu, 31 Mar 2021 15:30 WIB
Anggota DPR mengungkap penutupan Terusan Suez karena karamnya Kapal Evergreen bakal berdampak pada arus barang di pelabuhan Tanjung Priok.
Anggota DPR mengungkap penutupan Terusan Suez karena karamnya Kapal Evergreen bakal berdampak pada arus barang di pelabuhan Tanjung Priok.Ilustrasi. (ANTARA FOTO/ADITYA PRADANA PUTRA).
Jakarta, CNN Indonesia --

Anggota Komisi VI DPR RI Fraksi PPP Achmad Baidowi mengatakan penutupan Terusan Suez karena karamnya Kapal Evergreen akan berdampak pada arus barang di pelabuhan Tanjung Priok.

Menurut Baidowi dampak tersebut diungkap Direktur Utama PT Pelabuhan Indonesia II (Persero) atau Indonesia Port Corporation (IPC) Arif Suhartono kepadanya.

"Kalau pelabuhannya mandek enggak terkirim logistik. Baru-baru ini di Timur Tengah di Terusan Suez itu sempat ada persoalan. Saya tanya ke Dirut, kira-kira ada dampak enggak ke pelabuhan Priok? Pasti ada dampaknya, tapi bukan sekarang. Pengiriman kapal-kapal berikutnya," ucap Baidowi dalam diskusi bertajuk 'Urgensi Pelindo dalam Membangkitkan Perekonomian Nasional', Rabu (31/3).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baidowi menegaskan betapa vital pelabuhan dalam menunjang arus logistik barang antar negara. Karena itu, ia meminta Dirut Pelindo II untuk tak menganggap remeh persoalan tersebut meskipun kontribusi pelabuhan terhadap pembengkakan ongkos logistik di tanah air tidak terlalu besar.

"Rute urutan terkait logistik harus ada grand strategi baru, tidak seperti pakem yang sekarang. Misalnya, dalam pembangunan pelabuhan baru harus terintegrasi dengan kawasan logistik biar logistik bisa ditekan," imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Arif Suhartono membenarkan bahwa peran pelabuhan terhadap biaya logistik terbilang rendah. Di Indonesia yang ongkos logistiknya mencapai 23,5 persen dari Produk Domestik Bruto (PDB) dan pelabuhan hanya berkontribusi sekitar 1,4 persen.

Kendati demikian, kelancaran arus barang di pelabuhan sangat vital sebab akan mempengaruhi rantai logistik lainnya seperti inventory dan transportasi darat atau in-land transportation.

Karena itu, jika aktivitas pelabuhan terganggu, maka pengaruhnya ke rantai logistik lain akan langsung terasa.

"Yang besar di sini (kontribusinya terhadap biaya logistik) adalah inventory sama in-land transportation, sampai delapan koma sekian persen. Pelabuhan kalau dilihat mungkin kecil tapi kalau dianalisis 1,4 persen itu memberikan dampak ke yang dua tadi, inventory dan in-land transportation," ucapnya.

Terpisah, Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto menjelaskan penutupan terusan Suez akibat akan menyebabkan penundaan ketibaan barang ekspor dari Asia ke Eropa.

"Ini mungkin sedikitnya berpengaruh pada delaynya barang ekspor dari Asia ke Eropa, termasuk dari Indonesia. Beberapa komoditi seperti olahan makanan (food & beverage), nikel, tembakau, olahan kayu, mebel dan lain-lain," tuturnya.

Tak hanya itu, penutupan juga berdampak pada delay barang impor ke Indonesia. Ia menjelaskan meski impor Indonesia dari Eropa hanya berkisar pada 8,5 persen, tapi ada beberapa jenis komoditi penting seperti besi, plastik, kelistrikan, mesin mekanik, kimia organik, kendaraan, dan lain-lain.

"Tentu kita berharap masalah ini akan segera teratasi dan terusan Suez ini akan segera kembali normal. Karena kita khawatir delaynya impor kontainer dari Eropa ini akan berdampak terhadap ketersediaan kontainer kosong untuk ekspor kita, mengingat kita tengah alami shortage container untuk ekspor," tandasnya.

[Gambas:Video CNN]



(hrf/age)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER