ANALISIS

Larangan Mudik 2021 dan Potensi Hilangnya Rp200 T di Kampung

CNN Indonesia
Kamis, 01 Apr 2021 08:10 WIB
Pengamat ekonomi memperkirakan larangan mudik pada 2021 demi menekan penyebaran corona berpotensi membuat aliran uang Rp200 triliun ke kampung menghilang.
Pengamat masih yakin meski pemerintah kembali memberlakukan larangan mudik pada tahun ini, ekonomi masih bisa tumbuh positif. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Akbar Nugroho Gumay).

Berbeda dengan Bhima, Ekonom Center of Reform on Economics (CORE) Rendy Yusuf Manilet memperkirakan di tengah larangan mudik, pertumbuhan ekonomi masih bisa berada di zona positif.

Perkiraan ia dasarkan pada penyaluran sejumlah bantuan sosial ke masyarakat yang kini lebih terarah dibandingkan masa-masa awal pandemi tahun lalu.

"Tapi ini asumsinya bantuan dari pemerintah yang ada sekarang tetap dijalankan, ya. Soal apakah bantuan yang diberikan pemerintah itu konsisten sampai lebaran, kita lihat saja nanti," tuturnya.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Faktor lain yang membuat ekonomi berpeluang tumbuh positif adalah longgarnya kebijakan bepergian dalam satu daerah selama lebaran. Hal ini dapat dimanfaatkan oleh para pelaku usaha di sektor transportasi dan pariwisata yang kehilangan pasar akibat larangan mudik.

"Di dalam kota khususnya yang angka kasus covid-nya masih rendah, dua sektor tadi masih bisa gaet peluang dengan maksimalkan market itu sendiri," terang Rendy.

Terlepas dari hal tersebut, ia sepakat bahwa bantuan dari pemerintah perlu ditambah untuk jika ingin memanfaatkan libur lebaran sebagai momentum mempercepat pemulihan ekonomi.

"Yang paling cepat untuk merangsang konsumsi rumah tangga itu ya bantuan langsung tunai (BLT). Karena efeknya ke perekonomian di sekitar mereka bisa meningkat. Kalau kita belajar dari tahun lalu, BLT ini pun bisa jadi faktor terdorongnya konsumsi rumah tangga meskipun terbatas," pungkas Rendy.

(hrf/agt)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER