Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita meminta semua pihak mulai pemerintah pusat, daerah maupun industri ikut bertanggung jawab dalam mengatasi permasalahan sampah plastik di dalam negeri.
Menurutnya, masalah sampah plastik bakal bisa diatasi bila setiap pemangku kepentingan bisa bahu membahu dan berbagi beban dalam menyelesaikannya
"Pengelolaan sampah plastik juga harus menjadi tanggung jawab bersama, pusat, daerah, industri pengguna plastik, serta makanan pengguna makanan minuman plastik," jelas Agus, Senin (5/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Agus mengatakan ada beberapa hal yang bisa dilakukan untuk mengatasi masalah sampah plastik. Untuk pemerintah, bisa menyiapkan regulasi.
Untuk industri makanan dan minuman sebagai pengguna kemasan plastik, pengurangan sampah bisa dilakukan dengan menggunakan kemasan plastik secara efisien.
Selain itu, upaya juga bisa dilakukan dengan mengelola sampah plastik dengan mendaur ulangnya seperti yang dilakukan oleh Coca Cola Amatil Indonesia yang menggandeng Dynapack Asia untuk membangun pabrik daur ulang botol plastik.
Ia berpendapat industri daur ulang botol plastik seperti yang dilakukan dua perusahaan itu memiliki peran penting dalam rantai ekonomi nasional. Industri itu dapat menyerap tenaga kerja lebih banyak.
Sementara itu Direktur Utama Coca Cola Amatil Indonesia Kadir Gunduz mengatakan untuk membantu mengatasi masalah sampah plastik pihaknya dengan menggandeng Dynapack Asia memang tengah membangun pabrik daur ulang plastik dengan nilai investasi 50,51 juta dolar Australia atau sekitar Rp552 miliar.
Ia menargetkan pabrik itu bisa beroperasi pada 2022 mendatang. Menurutnya, itu bisa mengurangi resin plastik 25 ribu ton per tahun.
"Pembangunan daur ulang botol plastik akan membantu industri daur ulang. Operasional 2022 dan akan punya kapasitas kurangi resin plastik hingga 25 ribu ton per tahun," ungkap Kadir dalam acara Peletakan Batu Pertama Fasilitas Daur Ulang Botol Plastik secara virtual, Senin (5/4).
(aud/agt)