Juru Bicara (Jubir) Kementerian Perhubungan (Kemenhub) Adita Irawati memastikan Kementerian Perhubungan tetap menggunakan GeNose sebagai salah satu alat tes virus corona (covid-19) selama puasa Ramadan.
Pernyataan Adita tersebut menanggapi saran dari peneliti Universitas Gadjah Mada (UGM) Dian Kesumapramudya agar penggunaan GeNose dilakukan tidak lebih dari enam jam setelah sahur selama bulan puasa.
Tes GeNose yang dilakukan lebih dari enam jam usai sahur dikhawatirkan mempengaruhi hasil pembacaan GeNose karena potensi peningkatan asam lambung.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tetap akan berjalan, dan sesuai arahan dari pihak peneliti, penumpang cukup kumur-kumur dan sikat gigi saja," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Selasa (13/4).
Selain itu, ia juga menegaskan Kemenhub memberikan kebebasan bagi penumpang untuk memilih alat test covid-19 sebagai syarat perjalanan.
Berdasarkan Surat Edaran (SE) Satgas Penanganan Covid-19 Nomor 12 Tahun 2021 pelaku perjalanan transportasi darat, laut, dan udara dapat memilih opsi pemeriksaan covid-19 melalui PCR test, rapid test antigen, dan GeNose.
"Itu pilihan penumpang, kami tidak dalam wewenang memberikan anjuran atau rekomendasi," ucapnya.
Terpisah, anggota tim peneliti GeNose Mohamad Saifuddin Hakim menambahkan waktu yang dianjurkan untuk pemeriksaan GeNose adalah setelah berbuka puasa, selain maksimal enam jam setelah sahur.
"Selain pagi, tes GeNose sebaiknya dilakukan 1 jam setelah berbuka puasa," jelas Mohamad.
Ia menegaskan GeNose masih dapat digunakan untuk pemeriksaan covid-19 saat Ramadan. Penggunaan GeNose sebagai alat test covid-19 saat puasa juga telah mengantongi izin dari Majelis Ulama Indonesia (MUI).
Catatan Redaksi: Judul artikel ini diubah pada Rabu (14/4) setelah mendapat klarifikasi dari pihak terkait.