Bank Bantah Keluhan Nasabah soal Bunga KPR Naik

CNN Indonesia
Kamis, 15 Apr 2021 15:43 WIB
Sejumlah bank pelat merah membantah ada kenaikan bunga floating KPR bagi nasabah di tengah penurunan tingkat suku bunga acuan BI menjadi 3,5 persen saat ini.(ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya).
Jakarta, CNN Indonesia --

Sejumlah bank pelat merah membantah ada kenaikan bunga floating Kredit Pemilikan Rumah (KPR) bagi nasabah di tengah penurunan tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI 7 Days Reverse Repo Rate/7DRRR) menjadi 3,5 persen pada saat ini.

Salah satunya PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk alias BTN. Bank spesialis KPR itu mengklaim besaran bunga floating kepada nasabah tetap sesuai dengan perjanjian kredit (PK) yang telah disetujui kedua belah pihak, sehingga tidak ujug-ujug berubah, bahkan naik tinggi.

"Saat ini tidak ada kenaikan suku bunga untuk KPR baru. Terhadap KPR eksisting jika sudah memasuki masa floating tentunya sesuai dengan kesepakatan pada PK," ungkap Direktur Consumer & Commercial Lending BTN Hirwandi Gafar kepada CNNIndonesia.com, Kamis (15/4).

Kendati begitu, ia enggan memberi gambaran kisaran besaran bunga KPR bagi nasabah BTN saat ini, baik yang fixed maupun floating. Sementara menurut Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) BTN, tercatat bunga KPR sebesar 7,25 persen per 28 Februari 2021.

Senada, PT Bank Mandiri (Persero) Tbk juga mengklaim tak ada kenaikan bunga floating KPR bagi nasabah pada saat ini. Bahkan, bunga justru cenderung turun karena ada penyesuaian bunga acuan dari bank sentral nasional.

"Sebenarnya malah bunga fixed dan floating KPR kita sudah turun, untuk floating dari 12-13 persen, sekarang 10,5-11 persen untuk yang baru (ambil KPR)," ujar EVP Consumer Loan Bank Mandiri Ignatius Susatyo.

Bunga floating KPR tersebut, katanya, jauh di bawah SBDK Bank Mandiri, yaitu 7,25 persen. Begitu juga dengan bunga fixed KPR pada saat ini. Ia mengklaim semua segmen bunga KPR sejatinya sudah turun sejak awal tahun ini.

"Bunga fixed (KPR) kita turun jauh, sekarang 3,88 persen untuk fixed setahun, 5,88 persen untuk lima tahun, dan 8,88 persen untuk 10 tahun, itu sudah berlaku efektif. Kalau sama SBDK yang juga fixed setahun, itu 7,25 persen, jadi 3,88 persen itu jauh," terangnya.

Lebih lanjut, Satyo, sapaan akrabnya, menjelaskan mungkin nasabah merasa bunga floating KPR-nya naik karena besaran bunga dari fixed ke floating-nya jauh. Namun semua itu sejatinya tetap sesuai perjanjian kredit.

"Mungkin yang berasa itu karena dulu rendah banget misal dapat fixed 3,88 persen, terus ke floating 10 persen, ya jauh atau fixed-nya 5 persen ke floating 10 persen, itu dua kali lipat. Tapi ini yang perlu diperjelas, dulu fixed-nya berapa, sekarang floating-nya berapa," jelasnya.

Satyo mengatakan bila ada nasabah KPR yang ingin penjelasan lebih lanjut mengenai pengaturan bunga floating ini, maka nasabah bisa menghubungi call center Bank Mandiri di nomor 14000. Pilihan lain, bisa mengunjungi kantor cabang asal perjanjian kreditnya.

Sebelumnya, sejumlah nasabah mengeluh ada kenaikan bunga floating pada KPR-nya. Salah satunya Dessy Rosalina yang sehari-hari bekerja sebagai karyawan swasta.

Ia mengatakan bunga KPR-nya naik dari 11,75 persen menjadi 12,75 persen dari BTN. Hal ini membuat cicilannya ikut membengkak dari Rp2,96 juta menjadi Rp3,09 juta per bulan.

"Yang jadi masalah pada awal pandemi kemarin atau sekitar Mei atau Juni 2020, bunga KPR saya sudah naik 25 basis poin (bps). Jadi, selama pandemi sudah naik dua kali," keluh Dessy.

Dessy mengaku kecewa dengan kebijakan BTN. Padahal, bank itu merupakan pelat merah, yang menurutnya, seharusnya bisa mengikuti kebijakan BI untuk menurunkan kredit kepada nasabah.



(uli/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK