Erick Thohir Ungkap Alasan Laju Ekonomi RI Tak Sepesat China

CNN Indonesia
Sabtu, 17 Apr 2021 18:51 WIB
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan China memiliki pasar yang besar serta sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendorong laju ekonominya.
Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan China memiliki pasar yang besar serta sumber daya manusia yang berkualitas untuk mendorong laju ekonominya. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir menyebutkan sejumlah alasan perekonomian Indonesia tidak bisa tumbuh sepesat China.

Hal itu diutarakan Erick setelah China mengumumkan bahwa perekonomiannya tumbuh hingga 18,3 persen pada kuartal I 2021.

Pertama, Erick mengatakan Indonesia memiliki target pasar besar namun tidak sebesar China. Beijing, katanya, memiliki pasar yang luar biasa luas dengan sekitar 1,4 miliar penduduk. Sementara itu, Indonesia hanya memiliki 273 juta penduduk.

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Kedua, Erick menganggap China memiliki modal kapasitas sumber daya manusia yang mumpuni.

"Mereka punya human capital yang luar biasa, bisa bikin mobil listrik, ponsel pintar, dan berbagai teknologi luar biasa dan terobosan lain. Itu juga didukung dengan infrastruktur yang kuat," kata Erick saat menjadi salah satu pembicara webinar MilenialFest dan PPI Belgia, Sabtu (17/4).

Menurut Erick, Indonesia masih merupakan negara berkembang dan memiliki beberapa kekurangan. Salah satu yang ditegaskan Erick adalah terkait biaya logistik yang masih mahal.

"Selain itu dari segi human capital (Indonesia) juga masih kalah bersaing," ucap Erick menambahkan.

Kendati demikian, menurut Erick, Indonesia bisa meraih ketertinggalan itu. Erick berharap di era pandemi corona, Indonesia masih bisa terus membangun dan berinovasi.

Erick memaparkan dengan menjadi negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat, Indonesia seharusnya bisa memanfaatkan potensi pasar yang besar itu untuk mempercepat laju perekonomian.

"Kita juga memiliki tabungan alam yang melimpah, tapi ya berbeda strateginya dengan dulu. Sekarang kita tidak mau menjual barang mentah, jadi kita pakai konsep hilirisasi," kata Erick.

Selain itu, Erick juga menyinggung potensi ekonomi digital yang besar di Indonesia. Menurutnya, dalam lima sampai sepuluh tahun ke depan, masyarakat harus sudah bisa menikmati hasil dari pertumbuhan dari ekonomi digital Indonesia.

"Karena itu, kami yakin (perekonomian) Indonesia akan tumbuh, tidak setinggi China, tapi kita akan tumbuh di angka 5-7 persen tumbuh secara konsisten ke depan," ujar Erick.

Pada Jumat (16/4), China mengumumkan perekonomiannya tumbuh hingga 18,3 persen pada kuartal I 2021.

Angka itu menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang pesat jika dibandingkan negara lainnya, terutama usai dihantam pandemi virus corona (Covid-19).

Negara terpadat di dunia itu bahkan menjadi satu-satunya negara dengan perekonomian yang tumbuh positif di dunia selama 2020.

Menurut Beijing, pertumbuhan kuartal ke kuartal telah menunjukkan pemulihan ekonomi yang stabil.

[Gambas:Video CNN]



(rds/sfr)
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER