Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Budiman Sudjatmiko selaku penggagas proyek mega Bukit Algoritma mengatakan ada royal family atau keluarga kerajaan yang melirik investasi di Bukit Algoritma.
Menurutnya, keluarga kerajaan minta untuk menyiapkan presentasi terkait peluang investasi di Silicon Valley Indonesia tersebut. Sayangnya, ia enggan menyebutkan keluarga kerajaan mana yang dimaksud.
"Satu lagi, kami akan ke sana presentasi, royal family lah yang tertarik," katanya kepada wartawan di Sukabumi, Jawa Barat, Minggu (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengklaim sudah banyak investor yang mengantre untuk menanamkan modalnya di Bukit Algoritma. Dari deretan itu, ia menyebut negara-negara yang berminat adalah Kanada, negara Timur Tengah, China, Taiwan, dan negara di kawasan Eropa.
Namun, ia menyebut baru Kanada yang menandatangani kontak senilai 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun untuk membangun infrastruktur dasar kawasan tersebut. Dana itu dialokasikan untuk pembangunan 3 tahun pertama dari total 11 tahun pemetaan pembangunan yang direncanakan.
Untuk tiga tahun pertama, proyek akan digarap oleh PT Amarta Karya (Persero), perusahaan pelat merah yang bergerak di bidang pembangunan gedung, infrastruktur, manufaktur, dan Engineering Procurement Construction (EPC).
Dalam kesempatan sama, Direktur Utama AMKA Nikolas Agung mengatakan proses ground breaking atau peresmian akan dilakukan antara awal hingga pertengahan Mei 2021. Setelah itu, baru pembangunan akan mulai digenjot.
Pada tiga tahun pertama, ia membeberkan pembangunan akan difokuskan dengan meneruskan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi dua ruas Cigombong-Cibadak yang diperkirakan selesai pada Agustus mendatang.
Dari sana akan dibangun tol sepanjang 10 kilometer (km) dari salah satu pintu Tol Cibadak menuju kawasan Bukit Algoritma. Kemudian, juga akan dibangun jalan penunjang akses kawasan (secondary) yang diperkirakan sepanjang 30 km.
Nantinya, bakal dibangun fasilitas penunjang seperti air, listrik, dan gedung-gedung yang telah masuk dalam perencanaan, yakni gedung riset nanoteknologi, bio-teknologi, dan lainnya. Ia juga menyatakan bahwa akan dilakukan adopsi teknologi dari Jepang untuk memastikan infrastruktur yang dibangun kuat dari terpaan bencana alam seperti gempa.
"Kontrak yang kami tandatangani masih kontrak payung karena desain akan kami lakukan dan tempat ini menjadi potensi akan mengadopsi teknologi dari perusahaan Jepang, Kajima, TOA, dan lainnya karena mereka ahli untuk membuat gedung-gedung tahan gempa," jelasnya.
Seperti diketahui, Bukit Algoritma ini akan dibangun di daerah Cikidang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang disiapkan untuk proyek seluas 888 hektare dan merupakan proyek swasta, sehingga tidak menggunakan anggaran APBN.