PT Amarta Karya (Persero) atau AMKA menyatakan pada Mei mendatang pihaknya dan PSO proyek Bukit Algoritma di Sukabumi, Jawa Barat, akan mulai menggarap proyek yang dijuluki Silicon Valley Indonesia ini.
Direktur Utama AMKA Nikolas Agung mengatakan proses ground breaking atau peresmian akan dilakukan antara awal hingga pertengahan Mei 2021. Setelah itu, baru pembangunan akan mulai digenjot.
"Kira-kira awal sampai pertengahan Mei kami akan lakukan ground breaking di sini," jelasnya kepada wartawan di Sukabumi, Jawa Barat pada Minggu (18/4).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lebih lanjut, ia mengatakan bahwa investasi senilai 1 miliar euro atau setara Rp18 triliun akan menjadi modal pembangunan selama tahap pertama atau tiga tahun pertama, yakni pada 2021-2023.
Walau telah berdiri sejak 1962, namun Nikolas mengaku Bukit Algoritma merupakan proyek mega pertama yang dikantongi perusahaan.
Pada tiga tahun pertama, ia membeberkan pembangunan akan difokuskan meneruskan jalan Tol Bogor-Ciawi-Sukabumi (Bocimi) seksi dua ruas Cigombong-Cibadak yang diperkirakan selesai pada Agustus mendatang.
Dari sana akan dibangun Tol sepanjang 10 kilometer (km) dari salah satu pintu Tol Cibadak menuju kawasan Bukit Algoritma. Kemudian, juga akan dibangun jalan penunjang akses kawasan (secondary) yang diperkirakan sepanjang 30 km.
Juga, bakal dibangun fasilitas penunjang seperti air, listrik, dan gedung-gedung yang telah masuk dalam perencanaan, yakni gedung riset nanoteknologi, bio-teknologi, dan lainnya. Ia juga menyatakan bahwa akan dilakukan adopsi teknologi dari Jepang untuk memastikan infrastruktur yang dibangun kuat dari terpaan bencana alam seperti gempa.
"Kontrak yang kami tandatangani masih kontrak payung karena desain akan kami lakukan dan tempat ini menjadi potensi akan mengadopsi teknologi dari perusahana Jepang, Kajima, TOA, dan lainnya karena mereka ahli untuk membuat gedung-gedung tahan gempa," jelasnya.
Seperti diketahui, digadang-gadang akan dibangun proyek mega bernilai Rp18 triliun di daerah Cikadang dan Cibadak, Sukabumi, Jawa Barat. Lahan yang disiapkan untuk proyek seluas 888 hektare dan merupakan proyek swasta, sehingga tidak menggunakan anggaran APBN.
Ketua Pelaksana PT Kiniku Bintang Raya Budiman Sudjatmiko mengatakan proyek akan digarap dalam tiga tahapan dengan proyeksi rampung dalam 11 tahun.
Ia mengatakan saat ini sudah ada tiga universitas dalam negeri yang telah menyetujui untuk membangun pusat riset di Bukit Algoritma, yakni ITB, IPB, dan UNPAD. Masing-masing menerima hibah 25 hektare lahan.
"Lahannya silakan gratis tapi nanti profit sharing (bagi untung), hasil risetnya dibagi sama KSO tapi tanahnya gratis. Jadi tawarannya bisa beli, sewa, atau gratis," paparnya.
Lihat juga:Penampakan Bukit Algoritma di Google Maps |