Petani-Peternak Bisa Terimbas Rencana Impor Pakan dari Brasil

CNN Indonesia
Rabu, 21 Apr 2021 21:00 WIB
GPMT mengatakan wacana impor pakan ternak dan ayam dari Brasil akan berdampak pada petani jagung dan peternak ayam lokal.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Gabungan Perusahaan Makanan Ternak (GPMT) mengatakan wacana impor pakan ternak dan ayam dari Brasil akan berdampak pada petani jagung dan peternak ayam lokal. Industri pakan dalam negeri diklaim telah mencapai swasembada lebih dari 50 tahun.

Ketua Umum GPMT Desianto Budi Utomo mengatakan dampak itu muncul lantaran harga ayam impor dari Brasil akan lebih murah ketimbang produk lokal.

"Multiplier effects (efek ganda) dari importasi pakan terhadap industri bisa meluas ke sub sektor lainnya, seperti petani jagung, peternak, dan pedagang ayam baik ayam petelur maupun pedaging, tenaga kerja budi daya ayam, dan bahan pakan lainnya," katanya dikutip dari Antara, Rabu (21/4).

Padahal, lebih dari 12 juta keluarga petani dan peternak menggantungkan hidupnya dari industri pakan ternak. Ia pun membandingkan rencana impor tersebut dengan kejadian serupa yang lebih dulu terjadi di Filipina, sehingga mengakibatkan industri ayam di sana jatuh.

"Belajar dari kasus importasi ayam di Filipina, sekali masuk daging ayam ke negara tersebut untuk test injury impact telah menyebabkan industri ayam di Filipina kolpas, hingga sekarang ini tidak bisa bangkit lagi," jelasnya.

Sebelumnya, Direktur Jenderal Perdagangan Dalam Negeri Kementerian Perdagangan Syailendra mengatakan impor daging ayam dari negara yang bisa menawarkan harga lebih murah, seperti Brasil, adalah sebuah keniscayaan. Melihat tren harga daging ayam mahal yang ada saat ini, maka impor daging ayam murah hanya masalah waktu saja.

"Kalau melihat tren, ini akan kalah, tetap. Ini hanya soal mengulur waktu saja. Kita tidak tahu apakah mampu mengulur waktu dalam setahun, setahun setengah, atau 2 tahun. Tetapi daging ayam yang murah akan masuk," katanya pada webinar Pataka bertajuk Harga Jagung Melambung.

Saat ini saja, lanjutnya, masyarakat sudah teriak harga daging ayam mahal. Menurut dia, harga daging ayam per kilogram berkisar antara Rp30 ribu hingga Rp44 ribu. Kenaikan ini dipicu oleh mahalnya harga bibit anak ayam atau Day Old Chicken (DOC), juga pakan ternak yang selangit.

Pakan ayam seperti jagung misalnya mengalami anomali karena terjadi di tengah kenaikan produksi. Dia mengatakan rata-rata harga jagung produksi lokal pada April 2021 mencapai Rp4.263 per kg atau naik 6,52 persen dari rata-rata harga Maret, Rp4.002 per kg.

Sementara, harga acuan Kemendag paling tinggi untuk jagung kadar air 15 persen seharga Rp3.150 per kg dan Rp2.500 per kg untuk kadar air 35 persen di tingkat petani. Masuk ke pabrik, lanjut Syailendra, harga pakan naik hingga Rp7.000-Rp8.300 per kg.

Imbasnya, harga daging ayam di pasaran pun melonjak. Pasalnya, kontribusi pakan terhadap Harga Pokok Produksi (HPP) satu ekor ayam mencapai 60 persen.



(ulf/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK