LIVE: Peluang dan Tantangan Industri Asuransi dan Penjaminan
Pandemi sepanjang 2020 memukul industri hampir di semua aspek, termasuk asuransi dan penjaminan. Industri tersebut mengalami tekanannya sendiri pada tahun lalu karena dihantam virus Covid-19. Namun, hal tersebut tak membuat BUMN lantas mengambil langkah mundur.
Salah satunya adalah Indonesia Financial Group (IFG) yang berdiri sejak 16 Maret 2020. Perusahaan induk asuransi dan penjaminan itu telah mencatat beberapa capaian positif selama setahun terakhir.
Mulai dari mencetak laba tahun berjalan yang melebihi dari target Rencana Kerja dan Anggaran Perusahaan (RKAP) 2020, hingga nilai aset yang juga melampaui target RKAP 2020.
Sepanjang 2020, IFG meraup laba tahun berjalan (unaudited) sebesar Rp2,2 triliun pada 2020. Capaian tersebut 20 persen di atas target yang ditetapkan RKAP 2020 sebesar Rp1,8 triliun.
Per 31 Desember 2020, nilai aset BUMN holding perasuransian dan penjaminan itu mencapai Rp88 triliun atau 9 persen lebih tinggi dari target RKAP 2020, Rp81 triliun. Selain itu, total ekuitas perseroan juga mencapai Rp45,5 triliun atau 2 persen lebih tinggi dari target.
Pencapaian kinerja keuangan IFG tahun lalu juga dibuktikan dengan indikator rasio keuangan yang positif. Tercatat, rasio likuiditas tercatat 2,95 kali atau 15 persen lebih baik dari target yang sebear 2,57 kali.
Dibarengi dengan kinerja yang positif, IFG saat ini juga fokus untuk membenahi tata kelola baik perusahaan maupun anggota holding. Selama 12 bulan berjalan, IFG telah melakukan penguatan tata kelola perusahaan.
Sistem pengelolaan dan monitoring investasi di IFG pun akan mulai ditingkatkan menuju fase digitalisasi sehingga dapat dipantau secara realtime seirama dengan program pemerintah. Caranya adalah transformasi digitalisasi 4.0 melalui dashboard Investasi IFG yang terintegrasi.
Sejak berdiri, IFG Group telah mendapat suntikan Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp22 triliun yang kemudian dialirkan ke IFG Life. Dana tersebut menjadi modal dasar untuk menggerakkan bisnis IFG Life dan menampung liabilitas dari polis-polis nasabah Jiwasraya hasil direstrukturisasi.
Awal April, IFG Life telah mengantongi izin operasional dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Hal ini ditandai dengan terbitnya Surat Keputusan Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan No KEP-19/D.05/2021 tentang Pemberian Izin Usaha di Bidang Asuransi Jiwa Kepada PT Asuransi Jiwa IFG.
Seiring dengan diperolehnya izin operasional dari OJK, saat ini manajemen IFG Life telah menyiapkan sejumlah strategi bisnis yang direpresentasikan melalui produk-produk asuransi yang akan ditawarkan ke masyarakat.
Selain melanjutkan pemberian manfaat dari polis PT Asuransi Jiwasraya (Persero) yang telah direstrukturisasi, tantangan IFG Life selanjutnya, yakni membidik pasar asuransi jiwa, kesehatan, hingga pengelolaan dana pensiun di Indonesia.
Diketahui, selama 2020 lalu, industri asuransi jiwa mencatatkan perlambatan kinerja. Hal itu akibat tekanan ekonomi selama pandemi Covid-19.
Asosiasi Asuransi Jiwa Indonesia (AAJI) mencatat, pada 2020 industri membukukan premi Rp187,59 triliun. Jumlah tersebut menurun 6,1 persen (year-on-year) dari sebelumnya, Rp199,87 triliun.
Dampak Positif ke UMKM
Sejauh ini, IFG tak hanya bermanfaat bagi industri asuransi. Lebih dari itu, IFG diyakini mampu memberikan dampak positif bagi pelaku UMKM melalui penjaminan kredit kepada perbankan. Layanan penjaminan ini diberikan melalui PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo).
Selain memberikan jaminan kredit modal kerja bagi UMKM, melalui anggota holding IFG juga akan menyalurkan Kredit Usaha Rakyat (KUR). Total KUR yang disalurkan mencapai Rp100 triliun tahun ini.
UMKM sendiri menjadi sektor pertama yang terdampak pandemi corona selama 2020. Pasalnya, pembatasan aktivitas selama PSBB atau PPKM membuat penjualan anjlok.
Bank Indonesia mencatat sebanyak 87,5 persen UMKM terdampak pandemi Covid-19. Dari jumlah ini, sekitar 93,2 persen di antaranya terdampak negatif di sisi penjualan.
Di bidang asuransi umum dan penjaminan, IFG menaungi PT Jasa Raharja, PT Jaminan Kredit Indonesia (Jamkrindo), PT Asuransi Kredit Indonesia (Askrindo), dan PT Asuransi Jasa Indonesia (Jasindo).
Untuk mengelaborasi setahun kelahiran IFG dan peluang di industri asuransi serta penjaminan, CNNIndonesia.com akan menyajikan diskusi Secret at Newsroom (Setroom) dengan tema 'Peluang dan Tantangan Industri Asuransi dan Penjaminan'.
Diskusi akan menghadirkan narasumber:
1. Robertus Billitea (Direktur Utama IFG)
2. Fauzi Ichsan (Komisaris Utama IFG)
3. Kartika Wirjoatmodjo (Wakil Menteri BUMN)
4. Dian Ayu Yustina (Ekonom)
(osc)