Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Wimboh Santoso meminta PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) untuk merangkul lembaga jasa keuangan syariah kecil. Dengan demikian, kehadiran BSI tidak mematikan bisnis syariah yang memiliki skala lebih kecil lainnya.
"Ini jadi bapak angkat, bukan harus mematikan yang kecil, tidak. Harus merengkuh, harus merangkul yang kecil di bawahnya," ujarnya dalam acara Sarasehan Industri Jasa Keuangan, Sabtu (1/5).
Ia berharap kehadiran bank hasil penggabungan (merger) tiga bank BUMN syariah itu bisa memperkuat kelembagaan bank syariah di Indonesia. Tujuannya, untuk memberikan produk bank syariah yang murah, kualitas bagus, serta akses yang mudah kepada nasabah di seluruh Indonesia.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Tanpa lembaga yang kuat tidak bisa memberikan produk seperti tadi, kalau lembaga tidak kuat tidak bisa menjangkau akses ke seluruh pelosok Indonesia, dan tidak bisa berikan produk yang lengkap," imbuhnya.
Selain itu, BSI diharapkan bisa mendorong perluasan pangsa pasar bank syariah di Indonesia yang saat ini masih rendah, yakni di bawah 10 persen. Padahal, Indonesia merupakan salah satu negara dengan penduduk muslim terbesar di dunia.
Sebagai informasi, BSI merupakan merger dari tiga bank BUMN syariah yakni PT Bank BRI Syariah Tbk, PT Bank Syariah Mandiri (BSM), dan PT Bank BNI Syariah. Penggabungan tiga bank itu menghasilkan aset kumulatif sebesar Rp240 triliun.
Dalam kesempatan yang sama, Wakil Direktur Utama 1 BSI Ngatari menuturkan kinerja bank syariah selama pandemi covid-19 mampu lebih baik ketimbang bank konvensional. Hal ini ditengok dari pertumbuhan aset, penyaluran kredit, maupun Dana Pihak Ketiga (DPK) selama 2020 lalu.
"Kita lihat bersama bahwa aset bank syariah masih terus tumbuh. Perbankan konvensional tumbuh 6,37 persen setahun kemarin, sedangkan aset kami tumbuh cukup bagus 13,11 persen. Secara nasional, aset perbankan tumbuh 7,12 persen," katanya.
Sementara itu, kredit bank syariah masih tumbuh positif 8,08 persen. Padahal, pembiayaan bank konvensional minus 3,02 persen sepanjang tahun lalu.
Sedangkan, DPK bank syariah tumbuh 11,88 persen lebih tinggi dari pertumbuhan DPK bank konvensional yang hanya 10 persen.
Lihat juga:Pemda Hemat Rp10,2 T Berkat Aset Negara |