Sinyal Pemulihan Ekonomi Bikin Rupiah Berotot ke Rp14.430

CNN Indonesia
Selasa, 04 Mei 2021 16:20 WIB
Rupiah menguat 0,14 persen ke posisi Rp14.430 per dolar AS pada Selasa (4/5) sore. (CNN Indonesia/Andry Novelino).
Jakarta, CNN Indonesia --

Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.430 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Selasa (4/5) sore. Mata uang Garuda menguat 0,14 persen jika dibandingkan perdagangan Senin (3/5) sore di level Rp14.450 per dolar AS.

Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.431 per dolar AS atau menguat dibandingkan posisi hari sebelumnya yakni Rp14.467 per dolar AS.

Sore ini, mayoritas mata uang di kawasan Asia terpantau melemah terhadap dolar AS. Yen Jepang melemah 0,28 persen, dolar Singapura melemah 0,41 persen, yuan China menguat 0,04 persen, ringgit Malaysia melemah 0,03 persen, dan bath Thailand terpantau menguat 0,17 persen.

Sebaliknya won Korea Selatan menguat 0,07 persen, peso Filipina menguat 0,01 persen, dan rupee India menguat 0,05 persen. Sedang, dolar Taiwan terpantau stagnan.

Sementara itu, mata uang di negara maju bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Poundsterling Inggris menguat 0,29 persen dan dolar Australia menguat 0,53 persen, dan dolar Kanada melemah 0,32 persen dan franc Swiss melemah 0,41 persen.

Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan penguatan dolar rupiah dikarenakan investor masih mencermati komentar optimistis Gubernur The Fed terkait pertumbuhan ekonomi negeri Paman Sam.

Powell mengatakan pada Senin (3/5) bahwa ekonomi AS secara bertahap pulih dari covid-19, tetapi memperingatkan bahwa masalah belum selesai.

"Investor sekarang mencari data lebih lanjut yang akan dirilis akhir pekan ini termasuk neraca perdagangan AS dan laporan ketenagakerjaan AS April yang mencakup non-farm payrolls," jelasnya.

Sementara dari dalam negeri, penguatan rupiah didorong oleh sinyal pemulihan ekonomi mulai dari aktivitas manufaktur hingga stabilnya inflasi.

"Ada harapan besar pandemi akan kembali menurun dan masyarakat bisa beraktivitas kembali secara normal dan ini perlu ada kerjasama antara pemerintah dan masyarakat guna untuk menanggulanginya secara bersama-sama," pungkasnya.



(hrf/bir)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK