Menteri Perencanaan dan Pembangunan Nasional (PPN)/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa menerangkan pembangunan ibu kota baru akan berkontribusi sebesar 0,9 persen terhadap ekonomi atau Produk Domestik Bruto (PDB) riil di Indonesia.
Proyek ibu kota negara (IKN) juga akan memberikan dorongan yang lebih besar terhadap perekonomian di wilayah Kalimantan Timur sekaligus menciptakan jutaan lapangan kerja baru.
"Jadi 0,9 persen dari baseline, saya kira itu something (sesuatu) untuk mendorong pertumbuhan ekonomi kita, dan kalau untuk di wilayah itu sendiri itu luar biasa dampaknya," ujar Suharso dalam webinar 'Strategi Industrialisasi untuk Mendorong Transformasi Ekonomi', Rabu (5/5).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Lihat juga:RI Perlu Investasi Rp6.000 Triliun pada 2022 |
Suharso mengakui megaproyek tersebut banyak dikritik oleh akademisi dan ekonom. Namun, hal itu tak perlu dipersoalkan, sebab tujuan pemerintah membangun IKN bukan semata gengsi, melainkan mendorong peningkatan demand terutama industri besar.
"Kritikitu wajar. Tadi saya sampaikan IKN itu adalah new playground. Dalam situasi pandemi seperti ini, kan, kita memerlukan boosting. Sekarang kita mau boosting di mana? Boosting secara compact yang bisa menggerakkan pabrik semen terus memproduksi, yang bisa menggerakkan besi berjalan terus menerus," tuturnya.
Suharso juga mengatakan hadirnya IKN bakal membuat gerak perekonomian di Samarinda dan Balikpapan menjadi lebih kencang. "Juga menggerakkan super hub di Teluk Balikpapan di mana berlalunya ALKI II lewat Selat Makassar," tuturnya.
Kendati begitu, Suharso tak menampik bahwa daya dorong proyek ibu kota negara baru ke perekonomian tetap butuh faktor pendamping, yaitu pelaksanaan program vaksinasi nasional. Khususnya agar target vaksin ke 70 juta orang atau 39 persen dari estimasi 181,5 juta orang tercapai.
"Kalau itu terjadi, akan ada pull factor (faktor penarik) di dalam ekonomi kita dan orang akan trust (percaya). Kemudian, sektor-sektor lain akan ikut dengan sendirinya," pungkasnya.