Perjalanan panjang dan tak mudah dalam meniti karier harus ditempuh oleh Richard Aditya sebelum akhirnya mengemban amanah sebagai Director of West Indonesia, Grab Indonesia. Satu kunci rahasia sukses bagi Richard dalam menjejaki kariernya adalah berpegang teguh pada didikan orang tua.
Richard Aditya lahir dari kedua orang tua yang pekerja keras. Ayahnya yang merupakan seorang karyawan swasta selalu menanamkan nilai-nilai seperti ketekunan, loyalitas, dan semangat juang yang tinggi sedari kecil. Tidak heran jika didikan orang tua sangat melekat di dalam pribadi seorang Richard Aditya sampai saat ini.
"Pengaruh dari orang tua saya itu sangat luar biasa. Nilai-nilai yang beliau ajarkan kepada saya sangat mengena dan membekas sampai sekarang," kata Richard.
Sementara sang ibu yang berprofesi sebagai dokter gigi kerap mengajarkan bagaimana memaknai perjuangan dalam hidup agar tidak mudah menyerah, tetap fokus, dan terus berjuang meraih apa yang diinginkan.
Richard tak memungkiri, kedua orang tuanya merupakan role model dalam proses kehidupannya. Ia mengimplementasikan semua didikan orang tuanya dalam menjalani keseharian.
Dari kedua orang tuanya, ia belajar untuk selalu memiliki semangat juang agar kehidupannya lebih bermakna, serta bisa memetik pelajaran dari kesalahan orang lain untuk mengetahui bagaimana cara yang terbaik menghadapinya. Richard juga mempraktikkan prinsip untuk tidak cepat berpuas diri serta tidak pernah menyusahkan orang lain.
Nilai-nilai kehidupan yang diberikan oleh ayah dan ibunya itulah yang menjadi inspirasi Richard, termasuk saat mendapat tugas baru sebagai Director of West Indonesia. Ia menanamkan dan mengadopsi prinsip-prinsip kedua orang tuanya dalam memimpin 300 orang dalam timnya untuk mengembangkan kawasan Indonesia bagian Barat.
"Saya bersyukur dididik dengan baik dan secara tidak langsung ini membantu saya bisa menularkan nilai yang sama kepada tim saya," ujarnya.
Tantangan Kembangkan Indonesia Barat
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tidak mudah baginya untuk mengelola dan mengembangkan wilayah Indonesia Barat yang punya latar belakang ragam budaya. Apalagi wilayah-wilayah di kawasan Indonesia Barat juga memiliki karakteristik masyarakat yang sangat beragam.
Ia juga harus bisa membangun kepercayaan masyarakat melalui solusi dan inovasi dari teknologi Grab.
"Kawasan Indonesia Barat ini mencakup Sumatera, Jawa Barat, dan Jawa Tengah. Area yang saya pimpin mencakup gabungan vertikal baik transportasi roda dua dan roda empat, layanan pesan antar GrabExpress, GrabKios, dan GrabFood," ujarnya.
Richard Aditya pertama kali bergabung dengan Grab Indonesia di 2017 dan pernah menjabat sebagai Head of GrabBike.
Lalu di tengah pandemi 2020 lalu, ia diberikan kepercayaan untuk memimpin ranah bisnis di wilayah Indonesia Barat sebagai Director of West Indonesia, Grab Indonesia.
Dari kacamatanya, Richard melihat Kawasan Indonesia Barat punya tantangan yang sangat unik. Selain karena pandemi Covid-19 yang membuat sektor bisnis dan ekonomi di Indonesia 'terinfeksi', Richard juga harus mengubah pola dan strateginya menyesuaikan perubahan pangsa pasar akibat pandemi.
"Spirit One Grab yang membawa saya dan tim di wilayah Indonesia Barat untuk kompak dan tetap semangat berjuang. Waktunya pas banget di tengah pandemi dimana dinamika dan permintaan dari market semuanya berubah total," ujarnya.
"Itu yang saya lihat antara tantangan dan kesempatan bersama tim di wilayah Indonesia Barat untuk bisa berinovasi, memikirkan bersama-sama agar layanan kita ini terus relevan dengan kebutuhan masyarakat," tambah lulusan Teknik Elektro Universitas Indonesia.
Dalam memimpin Kawasan Indonesia Barat, Richard juga melihat ada keterkaitan antara didikan orang tuanya dengan nilai-nilai yang diusung Grab Indonesia, yakni humility, hunger, heart, dan honour.
![]() |
"Ini mirip sekali dengan yang diajarkan orang tua saya. Ketika saya bergabung di Grab, saya merasa klik dan sangat cocok. Hal ini membuat saya mau berjuang dengan leader-leader lain untuk memajukan Grab Indonesia bersama tim," ujarnya.
Pemilik dua gelar Magister Administrasi dan Manajemen dari Peking University serta Universitas Pelita Harapan ini menambahkan, di Grab Indonesia nilai-nilai tersebut bukanlah hanya sekadar slogan, bukan menjadi penghias dinding di ruang kerjanya sehari-hari, dan bukan pula lip service yang biasa dilakukan di ruang rapat.
Lebih dari itu, nilai-nilai itu benar-benar diterapkan dan diimplementasikan sebagai review performa setiap karyawan.
"Itu semua di review dalam penilaian kami di Grab. Jadi itu yang saya lihat sangat relevan dengan nilai-nilai yang saya pelajari dan dapatkan dari keluarga saya. Saya bersyukur sekali punya kesempatan untuk memimpin dengan value-value yang sangat familiar," ujarnya.
Adaptif, Inovatif, Kolaboratif
Dari segi bisnis di wilayah Indonesia Barat memiliki tantangan tersendiri baginya. Mengingat pangsa pasar di wilayah yang dikelola memiliki kekentalan budaya khas. Sebut saja Solo (Jawa Tengah) atau Medan (Sumatera Utara) misalnya.
Richard menjelaskan, Grab Indonesia berkolaborasi dengan Pemerintah Kota Solo untuk mewujudkan smart city. Konsep kota ini mengimplementasikan beberapa dimensi yaitu smart governance, smart mobility, smart living, dan smart economy.
Kerja sama ini berfokus pada pengembangan berbagai sektor yang memanfaatkan teknologi, yakni dengan memperkuat ekosistem kendaraan listrik dan mendukung digitalisasi UMKM lokal melalui konsep cloud kitchen.
"Kita meluncurkan cloud kitchen, mirip dengan GrabKitchen, tapi tempatnya strategis di Pasar Gede. Very local, local taste-nya sangat kuat tapi juga punya inovasi. Tidak hanya konsep makan di tempat, tapi mereka juga melayani pesan-pesanan online melalui GrabFood," kata Richard.
Sementara di Medan, Grab juga kerja sama dengan pasar-pasar tradisional, dalam hal ini PD Pasar Kota Medan dengan meluncurkan GrabMart. Menggandeng P3TSU (Persatuan Pedagang Pasar Tradisional Sumatera Utara) dan Pemerintah Kota Medan, GrabMart menjadi layanan pengantaran on-demand untuk memenuhi kebutuhan harian masyarakat di sana.
"Yang tadinya transaksi tradisional, dengan GrabMart para pedagang pasar ini tidak hanya naik orderannya, mereka juga punya wawasan dan pengetahuan baru tentang teknologi dan aplikasi online untuk menggunakan GrabMart," ucapnya.
Ke depannya, lanjut Richard, Grab akan terus bersinergi dengan para stakeholder, baik pemerintah maupun swasta, untuk memajukan masyarakat agar paham teknologi dan inovasi.
Terkini, satu kolaborasi terbaru kembali dijalin Grab dan Good Doctor bersama pemerintah melalui Kementerian Kesehatan Republik Indonesia dengan menghadirkan Grab Vaccine Center dalam mendukung program vaksinasi nasional tahap 2. Dengan teknologi, Grab Vaccine Center ini menggunakan pendekatan 3-in-1 yakni Drive-Thru untuk mobil dan motor, serta Walk-In.
Pusat vaksin ini menggunakan pendekatan berbasis teknologi, mulai dari proses pra-registrasi, jadwal vaksinasi, pra-skrining serta penerapan pendaftaran melalui QR Code melalui layanan GrabHealth.
"Di wilayah Indonesia Barat yang saya pimpin, pusat vaksinasi sudah dijalankan di Bandung, Palembang, Solo, Pekanbaru, dan Medan," ucapnya.
"Metode yang kita berikan itu ternyata inovatif. Waktu itu kita berpikir bagaimana membuatnya praktis, yakni Drive-Thru. Akhirnya Drive-Thru itu dilihat semua kota, semua dinkes bilang itu efisien, higienis, cepat, nyaman," pungkas Richard.
Richard juga mengaku sangat bangga bisa terus berkontribusi untuk membangun Indonesia, bersama dengan Grab.
(osc)