Keluh Pedagang di Kota Tua yang Sepi Pelanggan

CNN Indonesia
Kamis, 13 Mei 2021 13:39 WIB
Para pedagang di kawasan Kota Tua terpaksa menelan pil pahit karena sepinya kawasan tersebut.(ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto).
Jakarta, CNN Indonesia --

Tempat wisata Kota Tua, Jakarta Barat tidak beroperasi hingga 16 Mei 2021. Tak seperti Idulfitri tahun-tahun sebelumnya, kawasan wisata itu terpantau sepi dari pengunjung sejak pagi ini, Kamis (13/5).

Yuyun (46), perantau asal Sulawesi Selatan yang kini menetap di Manggarai, Jakarta Pusat, mengaku terkejut ketika mendapati Kota Tua tutup di hari lebaran. Padahal ia sudah memboyong anak dan suami untuk menikmati gedung-gedung bernuansa kolonial di sana.

Karena bukan asli orang Jakarta, berwisata kerap jadi pilihan aktivitas lebaran Yuyun dan keluarga ketika tidak pulang ke kampung halaman. Ia biasanya pulang dua tahun sekali. Namun karena covid-19, dua tahun berturut-turut ini dia tidak bisa mudik.

Tahun lalu, Yuyun memilih berwisata ke Taman Margasatwa Ragunan, Jakarta Selatan. Namun, tahun ini ia beralih ke Kota Tua karena Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menutup kebun binatang itu. Sayangnya, nasib Yuyun dan keluarga tak mujur.

"Bingung habis ini kemana. Muter-muter saja kali ya naik kereta? Sampai habis tiketnya," keluh Yuyun ketika berbincang dengan CNNIndonesia.com di lokasi.

Yuyun bukan satu-satunya pengunjung yang terlihat berniat berwisata ke Kota Tua. Beberapa pengunjung pun terlihat beralih ke tempat makan dan kawasan pedagang asongan tak jauh dari lokasi wisata.

Beberapa di antara mereka memilih makan lesehan di trotoar jalan bersama keluarga. Ade Kholik (35) salah satu pedagang di sana mengatakan tikar itu sengaja mereka sediakan supaya pelanggan bisa merasa seolah sedang piknik.

Pria yang akrab disapa Ade itu sudah berdagang Nasi Goreng Gila sejak 20 tahun lalu di dekat Kota Tua. Sebelum era mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok, Ade dan pedagang lain berjualan di dalam kawasan Kota Tua.

Namun dia dan pedagang lainnya digusur ketika kawasan wisata itu ditertibkan dari pedagang kaki lima. Alhasil, sudah sekitar tujuh tahun ini Ade berdagang area depan Stasiun Jakarta Kota bersama gerobak-gerobak lainnya.

Meskipun Kota Tua tutup dan sepi pengunjung, Ade dan pedagang lainnya memilih tetap berjualan. Ia mengatakan kondisi pengunjung tahun ini masih lebih mending ketimbang tahun lalu. Dia bahkan memilih tak berjualan lebaran tahun lalu.

"Hari ini walaupun tutup, tapi alhamdulillah pengunjung masih ada. Lumayan lah," cerita Ade kepada CNNIndonesia.com.

Ade mengaku setiap tahun masa lebaran bisa jadi ladang penghasilan yang menguntungkan bagi pedagang di tempat wisata. Sebelum pandemi, dia bisa meraup lebih dari Rp1 juta sehari di masa lebaran. Kota tua pun bakal ramai pengunjung setidaknya hingga 10 hari setelah hari raya.

Namun, suasana itu tak lagi Ade rasakan dua tahun ini semenjak covid-19 melanda Indonesia. Pada malam takbiran kemarin, Rabu (12/5), saja penghasilan dari berjualan sehari penuh hanya mencapai Rp500 ribu.

Meski begitu, Ade masih memilih bertahan dan tidak mencari lokasi lain untuk berjualan. Ia mengharapkan pengunjung yang tadinya ingin berwisata ke Kota Tua beralih ke gerobaknya.

"Selagi Kota Tua masih bisa buat cari makan. Saya tetap di sini," tambah dia.

Sebelumnya, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menetapkan tempat wisata dan pusat perbelanjaan di zona merah ditutup hingga 16 Mei 2021. Sementara yang boleh beroperasi bisa dibuka hingga pukul 21.00 WIB.

Dinas Perhubungan DKI Jakarta juga membatasi operasional sarana transportasi umum seperti Moda Raya Terpadu (MRT) dan Lintas Raya Terpadu (LRT) hingga pukul 21.30 WIB hingga periode waktu yang sama.



(fey/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK