Pertamina Akui Kilang Balongan Terlalu Dekat Jalan Raya
Direktur Utama PT Pertamina (Persero) Nicke Widyawati mengakui bahwa lokasi tangki minyak di Refinery Unit (RU) VI Balongan atau Kilang Balongan, Indramayu, Jawa Barat terlalu dekat dengan jalan raya.
Hal tersebut mengakibatkan masyarakat yang melintas menjadi korban ketika kilang itu terbakar pada Senin (29/3) lalu.
Seperti diketahui, Kilang Balongan mengalami kebakaran hebat pada akhir Maret lalu hingga menimbulkan korban luka dan meninggal dunia.
"Kami keliling di sana, memang itu terlalu di samping kilang kami adalah jalan raya, dan kecelakaan terjadi untuk orang yang melintas," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (20/5).
Saat ini, lanjutnya, aparat hukum tengah melakukan investigasi atas insiden tersebut. Namun, ia menyatakan perusahaan mengambil pelajaran (lesson learn) dari kebakaran tersebut, yakni dibutuhkan buffer zone atau zona penyangga antara kilang dengan area publik.
"Jadi, lesson learn-nya adalah kami sekarang memprioritaskan pembangunan area untuk buffer zone," tuturnya.
Menurutnya, sejumlah kilang milik perseroan belum memiliki buffer zone yang memadai, misalnya Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Plumpang di Jakarta Utara.
Lihat juga:Dampak Pemangkasan 115 Anak Usaha Pertamina |
Selain itu, pihaknya juga akan mengidentifikasi ketersediaan buffer zone di Kilang Cilacap dan Kilang Balikpapan.
"Plumpang ini, kalau dilihat dari safety (keamanan) sudah tidak safe (aman) sama sekali. Oleh karena itu, kami ada dua opsi, apakah bisa kami bebaskan area sekitar situ untuk buffer zone atau kami pindahkan," jelasnya.
Akibat insiden Kilang Balongan, BPBD Jawa Barat mencatat korban luka ringan mencapai 29 orang.
Selain itu, sebanyak enam orang mengalami luka berat dan ratusan warga yang tinggal di sekitar lokasi kilang mengungsi di sejumlah posko pengungsian. Usai dilakukan perawatan, sebanyak tiga dari enam korban luka berat dinyatakan meninggal dunia lantaran luka bakar yang sangat serius.