Menteri Investasi/Kepala BKPM Bahlil Lahadalia menargetkan proyek fasilitas pengolahan dan pemurnian (smelter) tembaga di Kabupaten Fakfak, Papua Barat bisa berjalan pada 2022. Smelter tembaga tersebut disebut sebagai hasil kerja sama dengan China ENFI Engineering Corporation (ENFI).
"Investor sudah ada, kemungkinan Juni ini nanti sudah bisa melakukan langkah-langkah peninjauan, kemudian kami targetkan mudah-mudahan paling lambat 2022 awal sudah bisa jalan," ujarnya dalam acara Halal bi Halal Kementerian Investasi, Jumat (28/5).
Untuk memuluskan proyek tersebut, ia menuturkan Kementerian Investasi juga telah berkoordinasi dengan MIND ID, PT Freeport Indonesia, dan Kementerian ESDM. Harapannya, smelter tembaga tersebut bisa menjadi sumber perekonomian baru di kawasan Papua. Menurutnya, kehadiran smelter merupakan impian lama rakyat Papua dan Papua Barat.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bayangkan dari saya SMP sampai saya jadi Kepala BKPM, mimpi orang Papua masih sama yaitu ada smelter di Papua," katanya.
Sebelumnya, Kementerian Investasi telah menyepakati nota kesepahaman tentang Proyek Peleburan Tembaga yang ditandatangani oleh Bahlil dan President ENFI Liu Cheng secara daring pada Senin (12/4) lalu. Dalam sambutannya saat itu, Bahlil berharap penandatanganan nota kesepahaman tersebut dapat segera ditindaklanjuti untuk menciptakan kerja sama yang saling menguntungkan.
"Saya minta kita tidak lama-lama proses implementasi. Nanti urusan perizinan dan insentif fiskal, BKPM yang akan bantu, selama proposal dari China ENFI adalah yang terbaik dan menguntungkan Freeport, China ENFI, dan Indonesia," ujar Bahlil dalam keterangan resmi.
Ia juga menyatakan keseriusan pemerintah dalam mendukung rencana investasi tersebut dan menjamin ketersediaan suplai bahan baku yang akan disediakan PT Freeport Indonesia sebanyak minimal 800 ribu ton/ tahun. Proyek ini sejalan dengan arahan Presiden Joko Widodo mengenai transformasi ekonomi melalui peningkatan nilai tambah dan ekspor Indonesia ke dunia.
Baca juga:Abdee Slank Jadi Komisaris Telkom |
Menindaklanjuti nota kesepahaman ini, selanjutnya akan dibentuk tim kecil dari pihak pemerintah Indonesia dan China ENFI. China ENFI akan mengunjungi Indonesia dalam waktu dekat untuk melakukan pembahasan teknis atas kelanjutan proyek.
ENFI merupakan perusahaan milik negara berbasis di Beijing, China dan merupakan anak perusahaan dari MCC Group. Perusahaan bergerak di bidang penyediaan teknologi smelter, pembangunan industri smelter, khususnya tembaga, nikel, aluminium, dan logam non besi lainnya.
Smelter itu memiliki kapasitas peleburan katoda tembaga sebesar 400 ribu ton per tahun, yang pembangunannya akan dibagi menjadi dua tahap. Dalam proyek ini, perusahaan akan melibatkan perusahaan lokal Indonesia sebagai mitra strategis yaitu PT Freeport Indonesia dan MIND ID.