Menteri BUMN Erick Thohir mengungkapkan Direksi dan Komisaris PT Pertamina (Persero) belum satu suara soal akuisisi PT Rekayasa Industri (Rekind). Oleh sebab itu, ia berencana memanggil jajaran Direksi dan Komisaris Pertamina guna membahas rencana akuisisi yang tak kunjung terealisasi itu.
"Memang masih ada kendala di rapat internal Pertamina antara direksi dan komisaris, tapi mungkin, kasih waktu saya mungkin coba satu bulan ini kami panggil direksi dan komisaris (Pertamina) apakah mereka bisa melaksanakan program yang sudah diberikan pada saat itu," ujarnya dalam rapat bersama Komisi VI DPR, Kamis (3/6).
Ia menuturkan putusan akuisisi Rekind oleh Pertamina sudah keluar sejak 2018 lalu. Namun, hingga saat ini putusan tersebut belum terealisasi.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Rekind itu sebenarnya sudah ada surat atau putusan. Saya nanti mesti cek, itu di 2018 kalau tidak salah, di mana Rekind itu lebih baik disinergikan dengan Pertamina, karena Pertamina itu perlu banyak sekali pembangunan. Apalagi sekarang ada yang namanya kilang petrochemical dan lain-lain dibandingkan dia (Rekind) bersama sama Pupuk," tuturnya.
Rekind sendiri merupakan anak perusahaan dari PT Pupuk Indonesia Holding Company (PIHC). Pada 2015 lalu, mantan Direktur Utama Pertamina Dwi Soetjipto menuturkan Pertamina akan mengakuisisi 60 persen saham Rekind.
"Saya kira mungkin sekitar 60 persen (akuisisi sahamnya)," tutur Dwi kala itu.
Baca juga:Harga Minyak Turun Usai Cetak Rekor |
Menurut Dwi, langkah tersebut merupakan salah satu bentuk kerjasama pengembangan kapabilitas di bidang teknis, pengadaan, dan konstruksi (Engineering, Procurement, Construction/ EPC) serta operasional dan perawatan (operations and maintenance/ O&M) antara Pertamina dengan PIHC)
Kerja sama itu ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman yang berlaku satu tahun antara kedua belah pihak yang mencakup Kajian Pengembangan Pabrik Petrokimia Berbasis Gas dan Batubara, Kajian Sinergi EPC dan O&M, dan knowledge sharing antara kedua belah pihak maupun dengan afiliasinya.
"Kenapa kami ingin masuk ke situ, karena kami ingin memanfaatkan kemampuan engineering dalam negeri semaksimal mungkin, dalam rangka mengerjakan investasi-investasinya Pertamina," ujarnya.