Kementan Antisipasi Dampak Musim Kemarau
Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo mengaku melakukan sejumlah langkah mengantisipasi dampak musim kemarau yang berlangsung pada Mei-Juni 2021 ini. Harapannya, musim kemarau tidak berdampak signifikan pada hasil pertanian.
"Kami melakukan percepatan tanam untuk meningkatkan produksi, di mana ada air kami lakukan akselerasi yang lebih intensif dan kegiatan utama untuk mengantisipasi kekeringan," ungkapnya dalam rapat bersama dengan Komisi IV DPR RI, Rabu (9/6).
Selain itu, Kementan juga melakukan inventarisasi daerah rawan kekeringan. Pada daerah tersebut, ia mengatakan pihaknya akan melakukan pengawasan intensif.
"Untuk itu, ada gugus tugasnya yang kami lakukan," katanya.
Kementan, kata dia, juga memanfaatkan sumber air seperti embung, bendungan, waduk, pompa air, dan sebagainya untuk memitigasi dampak kekeringan pada lahan pertanian.
Selanjutnya, Kementan juga akan meningkatkan pemanfaatan asuransi usaha tani untuk mengantisipasi kerugian akibat gagal panen.
"Kami juga meningkatkan koordinasi terkait antara pusat dan daerah dalam rangka mitigasi dampak risiko kekeringan," katanya.
Untuk diketahui, pada 2019 lalu Kementan mencatat sebanyak 9.358 hektare (ha) lahan mengalami gagal panen alias puso akibat musim kemarau.
Data menunjukkan daerah yang lahannya mengalami gagal panen paling besar terjadi di Jawa Timur. Total luasan lahan gagal panen di kawasan itu mencapai 5.069 ha.
Daerah lain, Jawa Tengah seluas 1.893 ha, Yogyakarta seluas 1.757 ha, Jawa Barat seluas 624 ha, dan Nusa Tenggara Barat (NTB) seluas 15 ha.