Menteri Keuangan Sri Mulyani mengaku mewaspadai gelombang kenaikan kasus covid-19 di Indonesia. Ia memastikan pemerintah tetap fokus menangani dampak covid-19 serta berupaya menahan laju penyebarannya.
"Bahkan kita sekarang di Indonesia menunjukkan ada gelombang kenaikan, untuk Indonesia kita perlu melakukan kewaspadaan yang sangat tinggi," ujarnya dalam webinar 'Climate Challange: Preparing for Indonesia's Green and Sustainable Future', Jumat (11/6).
Bendahara negara menuturkan kasus covid-19 di sejumlah negara mulai menunjukkan tanda-tanda positif setelah pelaksanaan program vaksinasi. Dengan terkendalinya kasus covid-19 di sejumlah negara, maka perekonomiannya pun mulai pulih secara cepat, bahkan menuju tren pertumbuhan positif.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Oleh sebab itu, ia berharap kondisi serupa bisa terjadi di Indonesia.
"Sebetulnya 2021, dengan vaksinasi dan juga tetap melaksanakan protokol kesehatan, kami berharap pemulihan ekonomi, rebound, dan recovery itu bisa berjalan pada kuartal II yang akan berlanjut pada kuartal selanjutnya," tuturnya.
Pada kuartal I 2020, pertumbuhan ekonomi masih minus 0,74 persen. Angka itu berbanding terbalik dibandingkan kuartal I 2020 sebesar 2,97 persen.
Ani, sapaan akrabnya menegaskan pemerintah tetap akan mengerahkan segala upaya untuk menangani pandemi covid-19. Salah satunya, memaksimalkan instrumen APBN untuk menahan kejatuhan perekonomian akibat covid-19.
Tahun ini, pemerintah mengalokasikan dana Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) sebesar Rp699,43 triliun. Angka itu naik 21 persen dari tahun lalu yakni Rp597 triliun.
Per 16 April 2021 lalu, realisasi dana PEN mencapai sebesar Rp134,07 triliun. Angka itu setara 19 persen dari pagu yang disiapkan sebesar Rp699,43 triliun.
"Pemerintah tetap fokus menangani covid-19 dan memulihkan ekonomi, itu perhatian kami yang hari ini saat ini, detik ini, pada hal-hal tersebut. Untuk itu instrumen APBN melakukan fungsi dengan maksimal," ucapnya.
Seperti diketahui, terjadi lonjakan kasus aktif covid-19 di sejumlah daerah pada beberapa waktu terakhir usai kegiatan mudik Lebaran 2021. Lonjakan kasus tersebut berkaitan dengan kemunculan sejumlah kluster baru di beberapa wilayah.