Menteri Keuangan Sri Mulyani mengungkapkan dunia menghadapi ancaman yang serupa dengan pandemi covid-19 dalam kurun waktu kurang dari satu dekade, yakni dari perubahan iklim (climate change).
"Dalam horizon yang sangat dekat, saat ini dunia dihadapkan pada ancaman yang sama katastropiknya, dampaknya, konsekuensinya yaitu climate change," ujarnya dalam webinar 'Climate Challenge: Preparing for Indonesia's Green and Sustainable Future', Jumat (11/6).
Berdasarkan studi yang disepakati secara internasional, suhu bumi saat ini lebih hangat 1,1 derajat celcius dibandingkan kondisi pra industrialisasi.
Oleh sebab itu, PBB menggagas persetujuan Paris (Paris Agreement) yang berisi upaya pengendalian iklim. Tindak lanjut Paris Agreement oleh setiap negara dituangkan dalam dokumen Nationally Determined Contributions (NDCs).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Tapi, Ani, sapaan akrabnya, menyebut meski semua negara mengimplementasikan NDC, dunia tetap tidak bisa terhindar dari kenaikan suhu. Berdasarkan studi, dengan implementasi NDCs, suhu di dunia tetap akan mencapai 3,2 derajat celcius di 2030 mendatang.
Padahal, suhu maksimal yang bisa ditahan atau bisa dilalui oleh bumi ini, yaitu 1,5 hingga 2 derajat celcius.
"Kita dihadapkan less than one decade (kurang dari 10 tahun) pada catasthropic challenge, yaitu climate change, suhu yang meningkat di atas apa yang disebut durable level yang bisa ditahan atau dipikul oleh bumi ini, yaitu 1,5-2 derajat centigrade (celcius)," imbuhnya.
Baca juga:Pemerintah Bakal Pungut Pajak Karbon |
Menurutnya, dampak perubahan iklim akan dirasakan oleh semua negara. Di Indonesia, lanjutnya, konsekuensinya lebih besar lantaran merupakan negara kepulauan.
Ani, sapaan akrabnya mengatakan kenaikan suhu bumi akan meningkatkan permukaan air laut karena pencairan es di kutub utara dan selatan. Selain itu, Indonesia bisa mengalami tingkat curah hujan semakin tinggi sehingga menjadi ancaman bencana alam di sejumlah daerah.
"Artinya, untuk Indonesia sebagai negara kepulauan dampaknya akan sangat konsekuensial," tuturnya.
![]() |