Kelompok negara maju G7 tengah menjajaki program kerja sama global baru yang akan menandingi Proyek Jalur Sutra Modern China atau Belt and Road Initiative (OBOR).
Megaproyek itu ditawarkan Presiden Amerika Serikat Joe Biden dalam pertemuan tinggi G7 di Cornwall, Inggris, 11-13 Juni. Dalam pertemuan itu, para pemimpin G7 berupaya mencari cara untuk menghadapi kebangkitan ekonomi dan militer China yang terjadi dalam 40 tahun terakhir.
Gedung Putih mengatakan salah satu proyek yang dirancang untuk menandingi China adalah yang berlandaskan teknologi hijau. Proyek itu akan terfokus pada kerja sama pembangunan untuk membantu kebutuhan infrastruktur negara berkembang dan berpenghasilan rendah yang memburuk akibat pandemi virus corona.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Megaproyek tersebut digadang-gadang bernilai US$40 triliun.
Selain negara G7, seorang pejabat Gedung Putih menggambarkan inisiatif yang disebut Build Back Better World (B3W) itu juga akan melibatkan sektor swasta dalam menggalang investasi triliun dolar tersebut.
Gedung Putih menuturkan modal sektor swasta akan digunakan diberbagai bidang seperti pengendalian perubahan iklim, kesehatan, keamanan, teknologi digital, hingga kesetaraan gender.
Dikutip CNN, salah satu tujuan inisiatif baru ini adalah mengurangi kesenjangan infrastruktur antar-negara.
"Ini bukan tentang membuat negara memilih antara kami dan China. Ini tentang menawarkan visi dan pendekatan alternatif yang afirmatif yang ingin mereka pilih," ucap pejabat Gedung Putih tersebut.
China selama beberapa tahun belakangan ini memang memiliki ambisi besar untuk membuat Jalur Sutra Modern. Skema OBOR sendiri diluncurkan Presiden China Xi Jinping pada 2013 lalu.
Proyek ini dirancang untuk menghubungkan jalur perdagangan di lebih dari 70 negara di Asia, Eropa dan Afrika melalui sejumlah proyek infrastruktur meliputi pembangunan rel kereta api, jalan raya, dan proyek infrastruktur laut.
Tujuan China adalah meningkatkan koneksi regional dan integrasi ekonomi, sehingga memperluas pengaruh ekonomi dan politik China.
Sementara itu, selama rangkaian pertemuan G7, Biden berusaha datang dengan berbagai inisiatif kerja sama baru guna menegaskan kembali kepemimpinan dan dominasi AS di panggung dunia di tengah pengaruh China yang semakin nyata.
Pemerintahan Biden bahkan menganjurkan agar China secara khusus disebutkan dalam komunike akhir G7, meski belum jelas apakah pada akhirnya nama Negeri Tirai Bambu akan disebut dalam dokumen bersama itu.
Sejauh ini pemimpin negara G7 mendukung inisiatif baru tersebut. Dikutip The Guardian, G7 akan menyediakan kerangka kerja proyek tersebut.
Meski begitu, Jerman masih ragu tentang proposal itu dengan alasan sudah banyak bentuk kerja sama dan aksi lainnya yang dilakukan negara Barat untuk membatasi pengaruh China.
(rds/agt)