Nilai tukar rupiah berada di posisi Rp14.237 per dolar AS pada perdagangan pasar spot Rabu (16/6) sore. Mata uang Garuda melemah 0,09 persen jika dibandingkan posisi Selasa (15/6) sore di level Rp14.225 per dolar AS.
Sementara itu, kurs referensi Bank Indonesia (BI) Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) menempatkan rupiah di posisi Rp14.257 per dolar AS, atau melemah dibandingkan posisi hari sebelumnya Rp14.244.
Sore ini, mata uang di kawasan Asia terpantau bergerak bervariasi terhadap dolar AS. Kondisi ini ditunjukkan oleh yen Jepang naik 0,14 persen, dolar Singapura menguat 0,13 persen, won Korea Selatan naik 0,01 persen, ringgit Malaysia menguat 0,03 persen, dan yuan China naik 0,13 persen.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sedangkan, dolar Taiwan melemah 0,04 persen, peso Filipina turun 0,10 persen, rupee India melemah 0,05 persen, dan bath Thailand turun 0,04 persen.
Serupa, mata uang di negara maju tampak bervariasi di hadapan dolar AS. Tercatat, poundsterling Inggris naik 0,16 persen dan dolar Australia menguat 0,22 persen. Namun, dolar Kanada turun 0,01 persen dan franc Swiss melemah 0,03 persen.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan pelemahan rupiah masih dipengaruhi oleh penantian pasar pada hasil rapat Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bank sentral AS. Rencananya, The Fed mengumumkan hasil FOMC pada dini hari nanti waktu Indonesia.
"Latar belakang inflasi AS yang meningkat tajam karena ekonomi negara itu membuat pemulihan yang solid tampaknya membuat para pedagang tetap waspada," jelasnya dalam riset resmi.
Dari dalam negeri, lonjakan kasus covid-19 menekan rupiah. Kondisi ini diperburuk dengan masuknya varian baru virus corona yang mengakibatkan lonjakan kasus di sejumlah wilayah.
"Dua varian baru itu memiliki daya tular 10 kali lebih cepat dari varian asli corona, sehingga PPKM skala mikro dinilai bukan perisai yang aman untuk melindungi masyarakat Jakarta dari incaran wabah ini," tandasnya.