Seperti daerah lain yang terus beradaptasi dengan kemajuan teknologi berupa digitalisasi di berbagai aspek, Tarakan, sebuah kota di Kalimantan Utara juga begitu. Kehadiran platform digital telah menciptakan peluang bagi inklusi keuangan masyarakat meningkat.
Platform digital seperti Grab yang telah membangun ekosistemnya secara luas telah saling memperkuat pertumbuhan bisnis. Satu bisnis yang didukung platform digital mampu mendorong pertumbuhan di unit bisnis lainnya.
Berdasarkan riset Centre for Strategic and International Studies (CSIS) dan Tenggara Strategics pada 2020 lalu ditemukan fakta bahwa ekosistem platform digital Grab telah menciptakan bisnis UMKM bertumbuh dengan pesat.
Bahkan dengan teknologi, Grab juga telah menimbulkan efek positif lainnya secara domino, seperti membuka lapangan pekerjaan bagi lebih banyak orang saat bisnis UMKM bertumbuh.
Menurut riset tersebut, sebagian besar merchant GrabFood dan GrabKios mempekerjakan dua sampai tiga karyawan tambahan saat bisnis mereka bertumbuh.
CSIS dan Tenggara Strategics juga mencatat, bahwa Grab tidak hanya menyediakan kesempatan kerja yang lebih baik bagi pekerja informal, yang berjumlah 56,5 persen dari angkatan kerja, tetapi juga mendorong pertumbuhan UMKM.
Khusus di Tarakan, GrabKios menjadi agen dalam penciptaan akses keuangan yang mudah, cepat, dan aman bagi masyarakat di kota kecil ini.
Bahkan GrabKios juga turut membuka peluang menghasilkan pendapatan baru bagi warga lokal dan mitra pengemudi Grab.
![]() |
Coba tanya saja Hendra Priyadi, penjual baju di pasar malam di Tarakan. Kehadiran warung digital dalam wujud GrabKios telah membuka peluang meningkatnya penghasilannya.
Selama berjualan baju sejak 2004 silam, pendapatannya memang tak menentu. Dia harus berkeliling kota, dari satu tempat ke tempat lain, mengikuti rombongan pedagang pasar malam lainnya.
"Pasar malam ini kita dari kampung ke kampung, pindah-pindah setiap 10-15 hari, dari kecamatan ke kecamatan," katanya.
Tak cuma kota, Hendra menyebut, para pedagang pasar malam juga harus menyeberang dari satu pulau ke pulau lain untuk menjajakan pakaian mereka.
Namun sejak gabung ke GrabKios pada 2018 semua berubah. Hendra berkesempatan untuk menawarkan produk-produk digital seperti transfer uang, pembayaran listrik, tagihan, asuransi, hingga isi pulsa.
Dia menjelaskan, bahwa selama mengikuti pasar malam, terutama ketika masuk ke kampung atau pedalaman, banyak sesama pedagang kesulitan untuk transfer uang via ATM. Bahkan untuk sekadar mencari konter pulsa pun sangat sulit.
"Awalnya itu teman di pasar malam sesama pedagang minta tolong ditransferkan, jadi kita tolong, lama kelamaan jadi kita komersialkan," ujarnya.
Dia mengakui, banyak orang yang membutuhkan jasanya. Karenanya dia memilih gabung ke GrabKios. Sembari berjualan di pasar malam, dia membuat tenda dengan turut memasang banner GrabKios.
Cara itu ternyata disambut antusias masyarakat maupun sesama pedagang.
"Yang buat saya lumayan ramai itu karena saya jualan pasar malam ini kan malam, jadi orang itu pada datang kalau malam, warga-warga tuh keluar, jadi ngeliat banner saya," kata Hendra.
Hendra jelas sangat terbantu dengan bergabung GrabKios. Sebab dia mendapatkan penghasilan tambahan. Dia bisa untung sekitar 70 persen dari modal yang dikeluarkan untuk semua transaksi dalam sehari.
"Karena memang ya kita dagang juga, pakai anak buah juga, jadi kita kerjanya cuma main ponsel aja cari uangnya," ujarnya.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Hal serupa juga dialami mitra pengemudi Grab bernama Yusuf Rio. Sejak bergabung dengan Grab pada 2019, penghasilan Yusuf selalu mengandalkan orderan konsumen.
Namun sejak bergabung dengan GrabKios tahun lalu, dia juga bisa mendapatkan pendapatan sampingan. Alhasil penghasilannya tiap minggu atau bulan meningkat.
Semua dilakukan gara-gara pandemi yang membuat orderan ojek online menurun drastis. Tahun lalu dia sempat tidak bisa membawa penumpang karena ada larangan transportasi mengangkut penumpang. Penghasilannya pun merosot tajam dalam sebulan saat itu.
Karena itu, dia bergabung dengan GrabKios yang pada akhirnya bisa membuat sakunya makin tebal. Sebab tiap hari dia bisa mendapat 10 orang konsumen dari GrabKios, mayoritas sesama pengemudi Grab yang ingin mengisi pulsa atau saldo OVO.
"Lumayan, bisa tambah-tambah uang bensin," katanya.
Sementara itu, Managing Director Grab Indonesia Neneng Goenadi menyatakan, GrabKios menjadi salah satu senjata pihaknya dalam menyasar pasar di wilayah Indonesia tengah maupun timur. Hal itu dikarenakan penyebaran geografis, perbedaan budaya dan demografis di berbagai kota.
"GrabKios bisa mendorong adopsi layanan digital dan keuangan khususnya di wilayah Indonesia tengah dan timur yang masih sulit mendapatkan akses ke layanan keuangan yang mudah. Harapannya kami bisa terus mengembangkan layanan ini untuk meningkatkan inklusi keuangan di seluruh pelosok Indonesia." katanya.