REKOMENDASI SAHAM

Saham Pilihan di Tengah Ancaman Rem Darurat Covid-19

Wella Andany | CNN Indonesia
Senin, 21 Jun 2021 07:50 WIB
Pengamat menilai kinerja saham bakal tertekan oleh ketidakpastian di tengah kenaikan kasus covid-19. Berikut sejumlah saham yang bisa menjadi pilihan.
Analis menilai koreksi dapat menjadi peluag untuk akumulasi sejumlah saham berfundamental bagus. Ilustrasi. (ANTARA FOTO/Aprillio Akbar).

Dalam keadaan pasar diwarnai sentimen negatif seperti saat ini, secara umum Riska mengaku tak merekomendasikan beli saham. Dia menyarankan untuk melakukan aksi tunggu (wait and see) guna menakar risiko yang ada.

Dia memproyeksikan saham-saham berkapitalisasi besar, terutama di sektor perbankan, bakal mengalami tekanan. Kendati demikian, terbatas untuk beberapa saham berfundamental bagus saja, koreksi dapat dijadikan kesempatan untuk akumulasi.

Untuk perbankan ia menyarankan membeli saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk atau BBTN, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk atau BBRI, dan PT BCA Tbk atau BBCA dengan strategi beli saat murah (buy on weakness).

ADVERTISEMENT

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk pilihan lainnya, ia menyebut investor dapat melirik saham PT Bumi Serpong Damai Tbk (BSDE) dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG).

Pada pekan ini, ia mengingatkan untuk memantau rilis data pengangguran AS (jobless claim) dan PMI manufaktur Juni AS.

Kepala Riset Samuel Sekuritas Indonesia Suria Dharma menyebut potensi pasar mengalami kejutan akibat pembatasan sosial tak akan sebesar pada terjadi tahun lalu. Pasalnya, pemda tidak bisa lagi memberlakukan penguncian daerah secara bebas tanpa koordinasi.

Mengacu pada Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman PSBB Dalam Rangka Percepatan Penanganan Covid-19, pemda hanya dapat melakukan rekomendasi untuk melaksanakan PSBB, sedangkan keputusan ada di tangan menteri.

Hal ini, lanjut Suria, membuat pembatasan sosial bakal lebih teratur dan tidak menciptakan kepanikan. Bila pun rem darurat ditarik, ia menilai koreksi tidak akan terlalu besar. Dia memproyeksikan pekan ini indeks bergerak dalam rentang 5.950-6.100.

"Biasanya reaksi awal saja, kemudian cooling down dan stabil lagi. Bukan turun-turun terus, engga juga," bebernya.

Di sisi lain, ia tak menampik kebijakan The Fed bakal berefek negatif terhadap indeks. Sebesar apa efeknya, ia menyebut bakal tercermin dari indeks dolar AS atau US Dollar Index.

Saat ini, indeks dolar AS terhadap mata uang negara lain berada di level 92,2. Jika indeks terus naik alias dolar AS menguat, maka harga komoditas termasuk emas dan rupiah bakal melemah.

Melemahnya rupiah, kata dia, berdampak langsung terhadap indeks. Oleh karena itu, ia menyarankan untuk terus memantai Indeks Dolar AS pada pekan ini.

Untuk rekomendasi saham, Suria menyebut perusahaan yang berencana melakukan rights issue secara valuasi menarik untuk dilirik, seperti BBRI.

Selain itu, saham-saham teknologi yang masih menjadi favorit juga bisa menjadi pilihan. Namun Suria menyebut sulit untuk mengetahui valuasi tepat untuk saham-saham teknologi yang belum terukur nilainya.

Potensi pertumbuhan memang besar, tapi di sisi lain belum ada fundamental yang dapat diukur. Beberapa perusahaan teknologi bahkan belum tentu untung karena besarnya promosi atau 'bakar duit' yang dilakukan.

"Ini berdasarkan keyakinan masing-masing saja, kan masih banyak cerita-cerita saja bukan valuasinya. Tapi kalau pada beli jadi besar ya jadi menarik juga," katanya.



(sfr)

HALAMAN:
1 2
LAINNYA DI DETIKNETWORK
LIVE REPORT
TERPOPULER