Menteri PPN/Kepala Bappenas Suharso Monoarfa mengatakan belanja militer Indonesia di bawah 1 persen dari produk domestik bruto (PDB). Angka ini bahkan di bawah Afrika yang mengalokasikan belanja militer 1 persen dari PDB.
"Indonesia ternyata masuk di bawah 1 persen. Jadi termasuk negara-negara seperti Amerika Latin dan negara kecil," ungkap Suharso dalam rapat kerja bersama Komisi XI DPR, Rabu (23/6).
Menurutnya, rata-rata negara maju menganggarkan belanja militer di atas 1 persen dari PDB. Beberapa negara bahkan ada yang menganggarkan di atas 2 persen dari PDB.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ada 1,5 persen dari PDB, ada juga yang di atas 1 persen. Tapi 30-an negara di bawah 1 persen," ucap Suharso.
Suharso mengatakan pemerintah menganggarkan belanja militer sebesar US$20,7 miliar atau Rp298,08 triliun (kurs Rp14.400 per dolar AS). Anggaran ini berlaku selama 2020-2024 mendatang.
Angka itu dihitung dari umur teknologi militer yang akan dibeli selama 15 tahun. Selain itu, pemerintah juga memperhitungkan dengan produk domestik bruto (PDB) Indonesia.
"Kami ambil waktu sekitar 15 tahun, tapi karena teknologi 15 tahun, berapa kira-kira pertumbuhan ekonomi dan total PDB selama 15 tahun dan dapat angka," jelas Suharso.
Mengutip data World Bank, anggaran militer Indonesia hanya 0,7 persen dari PDB pada 2019. Rasionya sama seperti Argentina dan Austria. Sementara, Afrika Selatan mencapai 1 persen dari PDB dan Republik Afrika Tengah 1,5 persen.
Beberapa negara lainya ada yang di atas 2 persen, yakni Algeria sebesar 6 persen dari PDB, Armenia 4,9 persen dari PDB, dan Brunei 3,3 persen dari PDB.