Pemerintah menegaskan seluruh produksi oksigen di dalam negeri digunakan untuk penanganan covid-19.
Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi (Menko Marves) Luhut Binsar Pandjaitan mengaku telah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian Agus Gumiwang Kartasasmita untuk mengkondisikan hal tersebut.
"Koordinator PPKM Darurat meminta agar 100 persen produksi oksigen diperuntukkan untuk kepentingan medis terlebih dahulu. Ini artinya seluruh alokasi industri harus dialihkan ke sektor medis," kata Juru Bicara Kemenko Marves Jodi Mahardi dalam jumpa pers daring di kanal Youtube Sekretariat Presiden, Senin (5/7).
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Luhut juga menyoroti tindakan sejumlah oknum masyarakat yang menimbun tabung oksigen. Ia menegaskan pemerintah akan mengambil tindakan tegas terhadap para penimbun.
Pemerintah akan membentuk satuan tugas khusus untuk mengawasi stok tabung oksigen. Kepolisian juga membuka opsi tindakan hukum kepada para penimbun.
"Polri akan menindak tegas para spekulan penimbun tabung oksigen. Masyarakat umum, laporkan jika menemukan oknum yang menimbun obat dan menjual di atas harga yang sudah ditentukan," ucap Jodi.
"Mereka yang menari di atas duka kita adalah penjahat kemanusiaan," imbuhnya.
Diketahui, kebutuhan tabung oksigen meningkat seiring lonjakan kasus covid-19. Media sosial disesaki unggahan warga mencari tabung oksigen untuk alat bantu pernapasan pasien covid-19.
Sejumlah rumah sakit juga menyatakan kehabisan stok oksigen. Salah satunya RS Sardjito di D.I. Yogyakarta.
Rumah sakit tersebut menyatakan kehabisan stok oksigen sejak Sabtu (3/7). Di saat yang sama, puluhan pasien covid-19 meninggal dunia di rumah sakit tersebut.
"Dari data kami jam 8 malam (mulai oksigen sentral habis) sampai tadi pagi meninggal itu sekitar 33 pasien, jadi intinya itunek arep nggatukke (mencocokkan) sama oksigen habis hanya 33," terang Kepala Bagian Hukum dan Humas RSUP Dr Sardjito Banu Hermawan.