Kemendag: RI Sudah Impor Tabung Oksigen Sejak 2016

CNN Indonesia
Senin, 05 Jul 2021 19:59 WIB
Kementerian Perdagangan mencatat Indonesia sudah impor tabung oksigen sejak 2016. (CNN Indonesia/Adi Maulana).
Jakarta, CNN Indonesia --

Kementerian Perdagangan mencatat Indonesia sudah impor tabung oksigen sejak 2016. Jumlahnya mencapai lebih dari 3.000 ton pada 2016 dan 2017 lalu.

Plt Direktur Jenderal Perdagangan Luar Negeri Kementerian Perdagangan Indrasari Wisnu Wardhana mengungkap jumlah impor oksigen pada 2016 sebanyak 3.631 ton dan  2017 sebanyak 3.886 ton. Lalu pada 2018, turun menjadi 2.319 ton.

Impor terus terus turun hingga 2019 sebanyak 1.724 oksigen dan 2020 turun lagi menjadi 1.258 ton oksigen. Pada periode Januari hingga April 2021, Indonesia mengimpor 528 ton oksigen.

"Singapura menjadi supplier oksigen terbesar ke Indonesia pada 2020 sebesar 99,5 persen. Sisanya diperoleh dari Amerika Serikat dan China," ujarnya kepada CNNIndonesia.com, Senin (5/7).

Sementara itu, sebagai langkah mengatasi lonjakan kasus covid-19 dan kurangnya oksigen di sejumlah wilayah membuat pemerintah berencana mengimpor tabung oksigen.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku telah berkoordinasi dengan kementerian terkait untuk mengimpor tabung oksigen ukuran 6 meter kubik dan 1 meter kubik.

"Kami sudah berkoordinasi dengan Menteri Perindustrian untuk mengimpor tabung 6 meter kubik dan 1 meter kubik untuk memenuhi ruang-ruang darurat tambahan yang ada di rumah sakit," jelas Budi dalam rapat kerja bersama Komisi IX DPR, Senin (5/7).

Budi menerangkan lebih lanjut bahwa proses distribusi oksigen liquid ke rumah sakit dalam volume besar akan menggunakan tangki untuk memenuhi kebutuhan pasien covid-19. Masalahnya, mayoritas rumah sakit lebih banyak menggunakan tabung oksigen karena tambahan kamar darurat.

"Sehingga kami juga melihat ada isu di distribusi yang tadinya bisa kirim langsung memasukkan ke tangki besar liquid untuk didistribusikan dengan jaringan oksigen, sekarang harus dilakukan dalam bentuk tabung," tambah Budi.

Sekarang, kapasitas produksi oksigen nasional sebanyak 866 ribu ton per tahun. Akan tetapi, utilisasi semua pabrik hanya 75 persen.

Hal itu mengakibatkan jumlah produksi riil hanya 640 ribu ton per tahun. Mayoritas atau 75 persen oksigen itu digunakan untuk memenuhi kebutuhan beberapa industri baja dan nikel.

"Kuota kebutuhan medis hanya 25 persen atau 181 ribu ton per tahun," imbuh Budi

Ia mengaku telah berkoordinasi dengan Kementerian Perindustrian dan sepakat sebanyak 90 persen atau 575 ribu ton oksigen diberikan ke fasilitas kesehatan untuk memenuhi kebutuhan rumah sakit.

Budi mengatakan oksigen itu akan dipasok di beberapa rumah sakit yang berada di Pulau Jawa. Terutama, Jawa Tengah, Jawa Barat dan Jawa Timur.



(isa/age)
KOMENTAR

ARTIKEL TERKAIT
TOPIK TERKAIT
TERPOPULER
LAINNYA DARI DETIKNETWORK