Ia mengaku stress mencari Susu Beruang. Bahkan, ia harus berkeliling ke minimarket, supermarket, warung dekat rumah, hingga e-commerce untuk memburu Susu Beruang.
Berbagai minimarket yang menjual harga normal kekosongan stok. Sementara di marketplace stok masih melimpah, tapi harganya selangit.
Biasanya, Yanita membeli seharga Rp9.000-Rp9.500 per kaleng, namun kini di marketplace harga dijual bervariatif dari Rp15 ribu hingga Rp49 ribu.
ADVERTISEMENT
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Sempet stress muterin minimarket, tujuh di tempat saya cari kosong. Sampai ketemu merchant e-commerce yang nakal juga," jelasnya.
Yanita sempat mengganti susu steril dengan merek lain untuk mengakali. Sayangnya para pembeli ngotot.
Mereka hanya ingin susu steril buatan Nestle meski kata dokter asupan gizinya tidak jauh berbeda.
Mau tidak mau, ia harus mencari Susu Beruang hingga larut dan membeli dari luar kota dengan harga mahal.
"Terakhir aku beli dari Ciawi Rp345 ribu," ujarnya.
Fenomena pembelian panik bukan sekali ini saja. Pada awal pandemi tahun lalu, berbagai alat kesehatan mulai dari masker, hand sanitizer, hingga vitamin habis diborong.
Pada gelombang kedua ini yang diborong warga adalah air kelapa hingga Susu Beruang. Produk tersebut sulit ditemukan di pasaran.
Bila ada dijual harga mahal. Pemerintah lewat Juru Bicara Satgas Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat untuk tidak membeli secara berlebihan.
Ia mengimbau untuk mereka yang tengah menjalani isolasi mandiri (isoman) tidak perlu panik dan membeli produk tertentu secara berlebihan. Toh, barang yang dibutuhkan sebetulnya tidak sebanyak itu.
Menurut dia, pembelian berlebihan bakal memicu kelangkaan yang ujung-ujungnya membuat harga menjadi selangit. Belum lagi, panic buying juga mengakibatkan mereka yang benar-benar membutuhkan kesulitan mengakses produk tersebut.
"Selama isoman kita tidak perlu panik dengan membeli barang-barang yang sebenarnya tidak diperlukan karena hal ini memicu habisnya stok barang tersebut, sehingga membuat harga meningkat tajam," kata Wiku pada konfereni pers harian PPKM Darurat pada Selasa (6/7).
(well/agt)